REVOLUSI MENTAL DAN DASAR NEGARA PANCASILA

Posted by Admin on Saturday, 22 August 2015 | Opini

Sayidiman Suryohadiprojo

MENJADIKAN PANCASILA KENYATAAN

Satu tujuan penting dalam kita bernegara Republik Indonesia adalah menjadikan Dasar Negara Pancasila kenyataan dalam kehidupan bangsa Indonesia. Bung Karno berkata, Pancasila kalau diperes adalah Gotong Royong. Maka menjadikan Pancasila kenyataan berarti membangun Masyarakat Gotong Royong .

Namun pada waktu ini sifat gotong royong dalam masyarakat Indonesia sudah tidak ada, lenyap karena perbenturan dengan bangsa-bangsa lain dan khususnya karena penjajahan begitu lama oleh bangsa Barat. Maka bangsa Indonesia yang sudah 70 tahun merdeka perlu membangun kembali sifat gotong royong dalam kehidupannya. Harus ada perubahan mental yang membuat Manusia Indonesia bersifat gotong royong.

Hakekat Pancasila adalah hidup dalam Kebersamaan. Kita sebagai manusia Indonesia beda satu sama lain, tetapi pada saat sama kita satu karena hidup dalam Kebersamaan. Maka Masyarakat Gotong Royong hidup dalam harmoni Perbedaan-Kesatuan, yaitu Kebersamaan dan Kekeluargaan. Maka Manusia Indonesia mengejar excellence untuk diri sendiri maupun untuk menjadikan Masyarakat Indonesia maju dan sejahtera.

Bersamaan dengan pembangunan Manusia juga diusahakan pembangunan Masyarakat yang sesuai Pancasila. Ini harus dimulai dengan mempunyai Konstitusi yang benar-benar sesuai Pancasila. Karena UUD 1945 selama Reformasi sudah di-amendemen 4 kali sehingga tidak lagi sesuai Pancasila, maka perlu ada Kaji Ulang atas UUD 1945 sehingga kembali sesuai Pancasila.

Juga Masyarakat Gotong Royong harus makin menghilangkan Kemiskinan sebagai kelemahan bangsa. Terutama lebarnya kesenjangan antara golongan kaya yang sedikit jumlahnya dan golongan miskin yang banyak sekali. Mengusahakan pertumbuhan ekonomi untuk mencapai Produksi Nasional tingg perlu, akan tetapi harus selalu dibarengi dengan distribusi pendapatan yang merata sehingga terus mengurangi kesenjangan antara golongan kaya dan miskin. Maka Ekonomi dikembangkan berdasarkan Kekeluargaan dan Kebersamaan, menolak sistem ekonomi liberal dan neo-liberal yang hanya mementingkan golongan sedikit yang amat kaya serta amat memperlemah bangsa Indonesia, malahan memperkaya pihak asing.

Masyarakat Gotong Royong diliputi toleransi tinggi terhadap Perbedaan yang ada dalam Kebersamaan, menolak radikalisme dan penggunaan kekerasan. Dalam hubungan dengan bangsa lain mengusahakan peningkatan kesejahteraan dan perdamaian umat manusia dengan selalu menjunjung tinggi kepentingan nasional Indonesia.

Ditegakkan Hukum Nasional yang mengikat seluruh bangsa agar NKRI benar-benar menjadi Negara Hukum. Dengan itu menjadikan Kedaulatan Bangsa sepenuhnya di tangan Rakyat, berupa pelaksanaan demokrasi politik , demokrasi ekonomi dan demokrasi sosial yang secara nyata menegakkan Keadilan. Dengan berlakunya Hukum secara kuat secepat mungkin diberantas Korupsi yang telah begitu berat merusak kondisi sosial bangsa.

Hal ini semua tidak mungkin dicapai selama kondisi mental bangsa Indonesia seperti sekarang. Nyatanya banyak Manusia Indonesia sekarang tidak hanya bersifat individualis bahkan egois, amat dipengaruhi materialisme yang negatif. Ini semua jauh dari gotong royong.

Untuk perubahan Mental diperlukan dukungan Pendidikan yang bermutu, meliputi Pendidikan dalam Keluarga, Pendidikan Sekolah dan Pendidikan dalam Masyarakat. Pendidikan yang membentuk Manusia dan Masyarakat Indonesia yang tinggi mutunya, baik moral, mental, spiritual, intelektual, maupun dalam menegakkan Kebersamaan dalam kenyataan kehidupan.

MASYARAKAT MODERN & PEJUANG

Untuk menjadikan Masyarakat Gotong Royong benar-benar terwujud bangsa Indonesia perlu mengusahakan penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) modern . Sebab hanya dengan penguasaan IPTEK modern dapat dicapai kesejahteraan bangsa secara luas, hal mana telah dibuktikan oleh bangsa-bangsa yang sekarang hidup sejahtera. Hal itu tak akan mengubah Kepribadian Indonesia kalau Masyarakat Gotong Royong dibangun secara sungguh-sungguh.

Keberhasilan usaha itu hanya mencapai tingkat maksimal apabila dilakukan oleh manusia-manusia Indonesia yang Patriot Pejuang, gigih dalam segenap usahanya dan bebas dari segala sifat manja mental yang banyak menghinggapi Manusia Indonesia sekarang. Manja Mental itu adalah akibat dari kondisi Tanah Air yang serba kaya di darat dan di laut yang membuat orang merasa tak perlu giat untuk hidup. Manja mental telah menjadikan Manusia Indonesia lemah dalam perbuatan dan implementasi, lebih gemar berwacana dan berteori dengan menghasilkan konsep-konsep yang menonjol tanpa merasa perlu untuk mewujudkannya. Sebaliknya untuk menghasilkan yang terbaik Manusia Indonesia harus bersifat Patriot Pejuang. Pejuang yang selalu mengusahakan yang terbaik dalam apa pun yang dikerjakan, menjunjung tinggi kehidupan bangsa dan negara. Sifat jujur, hemat, rajin, toleran, tepo seliro (empati), energik, hendaknya tumbuh sebagai sikap umum Manusia Indonesia. Meninggalkan sikap semau gue , sikap asal jadi tanpa niat membuat terbaik, sikap malas, sikap tidak peduli aturan hukum, semua bermuara pada kehidupan bangsa yang diliputi berbagai pelanggaran dan kelemahan seperti korupsi yang merajalela, prestasi kerja rendah, dll. Juga meninggalkan sikap suka konflik dengan menggunakan kekerasan yang belakangan ini amat menonjol , dan mengajak untuk kembali ke sikap asli Indonesia yang mengutamakan Harmoni dan Kebersamaan serta mengatasi sengketa melalui Musyawarah untuk mufakat. Sudah jelas bahwa untuk membuat sifat Pejuang pada mayoritas bangsa diperlukan perubahan mental yang kuat dan luas

PERAN KEPEMIMPINAN

Ini semua memerlukan Kepemimpinan yang bermutu dan senantiasa sadar akan Pancasila sebagai Dasar Negara RI. Dan berkehendak kuat untuk menjadikan Pancasila kenyataan di kehidupan Indonesia. Baik pada tingkat nasional maupun daerah dan di setiap aspek kehidupan bangsa. Hakikatnya Kepemimpinan-lah menjadi penentu keberhasilan dan terwujudnya Masyarakat Gotong Royong Modern dan Pejuang. Sebab itu baik di Pusat maupun Daerah, demikian pula di setiap aspek kegiatan masyarakat, harus terwujud dan diusahakan Kepemimpinan yang Pejuang dan menjadi Tauladan, Inspirator dan Penggerak, Pendidik yang secara jelas menentukan Arah Perjuangan. Secara tegas dan arif-bijaksana sanggup mengambil setiap keputusan yang diperlukan.

Kepemimpinan selalu sadar adanya ambisi bangsa atau perkelompokan lain untuk menguasai Tanah Air Indonesia yang terkenal kaya dengan berbagai potensi. Sebab itu bangsa dan masyarakat Indonesia harus selalu siap dan mampu menghadapi kemungkinan itu. Dengan kekayaan dan kekuatan Masyarakat Gotong Royong Modern dan Pejuang dibangun Ketahanan Nasional dengan berbagai variasi kekuatan lunak dan keras (soft & hard power) sehingga bangsa Indonesia selalu efektif menghadapi berbagai gangguan dan ancaman. Dengan begitu bangsa Indonesia kembali pada sifat kepribadiannya, sekali gus memiliki daya tahan yang menjamin eksistensinya sampai akhir zaman.

Akan tetapi harus kita sadari bahwa mewujudkan berbagai perubahan ini makan waktu panjang dan mungkin baru menjadi kenyataan setelah diperjuangkan sepanjang satu generasi atau 20 tahun. Maka istilah Revolusi Mental adalah kehendak yang kurang masuk akal, karena kata “revolusi” menunjukkan perubahan yang cepat dan radikal. Mungkin lebih tepat digunakan istilah Restorasi Mental Pancasila.

RSS feed | Trackback URI

1 Comment »

Comment by prihandoyokuswanto
2015-11-11 16:25:12


Sejaka amandemen UUD 1945 negara ini sudah bukan lagi negara yang berdasarkan Pancasila mengapa ? sebab amandemen pasal 1 ayat 2 (1) Kedaulatan adalah di tangan rakyat, dandilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat. Diamandemen menjadai 2Kedaulatan dijalankan menurut Undang-undang Dasar , maka sesungguh nya telah merubah aliran pemikiran dari negara Pancasila .
Aliran pemikiran yang selama ini menjadi alat perjuangan para pendiri bangsa sejak bangsa dilahirkan dan baru negara di bentuk adalah anti penjajahan penjajahan , kolonialisme ,imperalisme ,kapitalisme lahir dari Liberalisme dan Individu .
Negara ini dengan Kolektivisme , Kebersamaan Gotong Royong , Musyawarah Mufakat ,Pancasila dengan sistem MPR di rubah dengan Individualisme ,Liberalisme , Kapitalisme dengan sistem Presidenseil .maka kekuasaan menjadi pertarungan dengan model banyak-banyakan suara, kalah menang , kuatkuatan , dan jelas semua ini bertentangan dengan Pancasila .

 
Name (required)
E-mail (required - never shown publicly)
URI
Your Comment (smaller size | larger size)
You may use <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong> in your comment.

Trackback responses to this post