Sayidiman Suryohadiprojo MENJADIKAN PANCASILA KENYATAAN Sudah menjadi pengetahuan kita ketika mempersiapkan kemerdekaan bangsa, bahwa Negara Republik Indonesia yang diproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945 harus mempunyai Dasar (Weltanschauung) untuk dapat berdiri sampai ke akhir zaman. Kemudian Bung Karno mengusulkan Pancasila sebagai Dasar Negara, yaitu nilai-nilai yang beliau gali dari akar kehidupan bangsa. Usul Bung Karno itu diterima dan sejak 18 Agustus 1945 dicantumkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai Dasar Negara Republik Indonesia. Maka satu tujuan penting dalam kita bernegara Republik Indonesia adalah menjadikan Dasar Negara Pancasila kenyataan dalam kehidupan bangsa Indonesia. Seperti dikatakan Bung Karno, Pancasila kalau diperes menjadi Trisila dan kalau terus diperes adalah Gotong Royong. Dan memang kehidupan asli bangsa Indonesia bersifat gotong royong; Gotong Royong adalah kepribadian bangsa Indonesia. Maka itu berarti bahwa untuk menjamin kelestarian Republik Indonesia sampai ke akhir read more .....
Sayidiman Suryohadiprojo Kesjahteraan Untuk Seluruh Rakyat Pancasila sebagai Dasar Negara mengharuskan terwujudnya Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Dalam Keadilan Sosial itu faktor Kesejahteraan pegang peran utama; dengan kesejahteraan yang tinggi mutunya dan meluas ke seluruh mayarakat Rakyat akan hidup makmur dan tenteram. Oleh sebab itu adalah kewajiban penting bagi setiap pemerintah yang mengendalikan NKRI untuk selalu berusaha mewujudkan kesejahteraan yang tinggi dan adil merata. Keadaan masyarakat yang sejahtera turut menjamin Keamanan Nasional. Kesejahteraan bagi seluruh Rakyat dan Wilayah Indonesia menimbulkan kepuasan dalam hidup bangsa, bahkan menimbulkan kebanggaan bagi setiap orang menjadi bagian bangsa Indonesia. Makin sempit peluang bagi mereka yang mau ajak orang Indonesia untuk memisahkan diri dari NKRI dan melakukan pemberontakan terhadap kekuasaan pemerintah RI. Gerakan seperti ISIS dengan sikapnya yang radikal Islam dan berusaha memperlebar pengaruhnya di Indonesia akan menghadapi penolakan dari read more .....
Sayidiman Suryohadiprojo, Letjen TNI (Purn)[1] FUNGSI TERRITORIAL Yang dimaksudkan dengan Fungsi Teritorial TNI adalah fungsi TNI untuk memperoleh manfaat maksimal atau memobilisasi potensi dan kekuatan Wilayah guna dihadapkan kepada pihak-pihak yang mengancam atau mengganggu kedaulatan Negara Republik Indonesia dan kelangsungan hidup bangsa Indonesia. Di antara berbagai potensi dan kekuatan yang terdapat di Wilayah, faktor Rakyat merupakan yang utama. Bahkan melalui faktor Rakyat dapat dimaksimalkan hasil memperoleh manfaat dari berbagai potensi dan kekuatan Wilayah lainnya. Oleh sebab itu pelaksanaan Fungsi Teritorial TNI sangat dipengaruhi, bahkan ditentukan, oleh sikap TNI terhadap Rakyat, baik Rakyat yang dihadapi unsur-unsur TNI dalam pelaksanaan tugasnya maupun Rakyat pada umumnya. Dengan Fungsi Teritorial yang dilaksanakan semestinya Rakyat menjadi kekuatan penting untuk menggagalkan semua maksud pihak-pihak yang hendak merugikan dan mengganggu kehidupan Bangsa dan Negara RI. Pelaksanaan tugas TNI, baik unsur-unsur TNI read more .....
Sayidiman Suryohadiprojo MENJADIKAN PANCASILA KENYATAAN Satu tujuan penting dalam kita bernegara Republik Indonesia adalah menjadikan Dasar Negara Pancasila kenyataan dalam kehidupan bangsa Indonesia. Bung Karno berkata, Pancasila kalau diperes adalah Gotong Royong. Maka menjadikan Pancasila kenyataan berarti membangun Masyarakat Gotong Royong . Namun pada waktu ini sifat gotong royong dalam masyarakat Indonesia sudah tidak ada, lenyap karena perbenturan dengan bangsa-bangsa lain dan khususnya karena penjajahan begitu lama oleh bangsa Barat. Maka bangsa Indonesia yang sudah 70 tahun merdeka perlu membangun kembali sifat gotong royong dalam kehidupannya. Harus ada perubahan mental yang membuat Manusia Indonesia bersifat gotong royong. Hakekat Pancasila adalah hidup dalam Kebersamaan. Kita sebagai manusia Indonesia beda satu sama lain, tetapi pada saat sama kita satu karena hidup dalam Kebersamaan. Maka Masyarakat Gotong Royong hidup dalam harmoni Perbedaan-Kesatuan, yaitu Kebersamaan dan Kekeluargaan. Maka Manusia Indonesia read more .....
Sayidiman Suryohadiprojo Penetapan Panglima TNI tahun ini membuat saya terkejut karena merupakan tanda kurang perhatian terhadap tradisi yang sudah dibangun dengan tidak mudah di masa lampau. Dengan begitu wewenang berupa hak prerogatif telah digunakan kurang arif. Pada tahun 1970 Presiden Soeharto yang merangkap Menteri Perrtahanan-Keamanan (Menhankam) memutuskan perlunya kebijaksanaan untuk mengakhiri kurangnya harmoni di antara TNI-AD, TNI-AL, TNI-AU dan Kepolisian yang sejak tahun 1964 secara keseluruhan diberi sebutan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Meskipun disatukan dalam sebutan ABRI, Presiden Soekarno menetapkan empat angkatan itu dikelola oleh kementerian sendiri-sendiri yang Menterinya merangkap sebagai Panglima Angkatan. Jadi ada Kementerian TNI-AD yang dipimpin seorang Menteri Panglima TNI-AD, demikian pula Menteri Panglima TNI-AL, Menteri Panglima TNI-AU dan Menteri Panglima AK. Karena masing-masing bersifat kementerian, maka tiap Angkatan dapat menyusun organisasinya secara independen. Kementerian read more .....
Sayidiman Suryohadiprojo Bangsa Indonesia dihinggapi berbagai kelemahan mental yang dampak negatifnya sangat merugikan. perbuatan jahat malahan satu kebodohan. Salah satu kelemahan mental adalah sikap yang dinamakan Munafik atau Hipokrit. Sikap Munafik itu sedang merupakan ciri yang luas terdapat dalam masyarakat Indonesia. Pertama kita melihat sikap Munafik itu jelas sekali dalam menghadapi Pancasila sebagai Dasar Negara RI. Hampir tidak ada yang beda pendapat bahwa Dasar Negara RI adalah Pancasila. Maka sebenarnya bagian terbanyak bangsa Indonesia harus hidup berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Akan tetapi dalam kenyataan bagian terbanyak bangsa Indonesia tidak melakukan itu, bahkan dalam banyak hal hidup bertentangan dengan nilai-nilai itu. Termasuk para pemimpin-pemimpinnya, dan tidak hanya orang yang memang tidak setuju dengan Pancasila sebagai Dasar Negara yang tidak banyak jumlahnya. Sudah lama orang-orang yang memperhatikan kehidupan bangsa Indonesia mengatakan bahwa bangsa ini mempunyai Dasar Negara yang luhur sekali. Akan read more .....
Sayidiman Suryohadiprojo Yang dimaksudkan dengan Restorasi Pancasila adalah seluruh usaha yang dilakukan untuk mengembalikan Pancasila berperan sebagai Dasar Negara RI yang mempengaruhi seluruh kehidupan bangsa dan menjadi Kebudayaan bangsa Indonesia. Mengapa perlu Restorasi Pancasila ? Ada kalangan yang memilih kata Revitalisasi Pancasila; mereka berpendapat bahwa Pancasila tidak perlu di-restorasi, karena tidak mengandung kesalahan. Hanya perlu dihidupkan kembali karena lama dilupakan. Akan tetapi keadaan yang kita hadapi tidak sesederhana itu. Pancasila harus mengalami Restorasi karena dalam kondisi sekarang Pancasila tidak dihiraukan dan bahkan dilecehkan oleh bagian luas masyarakat dan para pemimpinnya, meskipun mayoritas bangsa Indonesia tetap mengakui Pancasila sebagai Dasar Negara RI. Dalam keadaan demikian Pancasila tak akan mungkin menghasilkan Kebudayaan bangsa. Selain perlu dihidupkan kembali pemahaman makna Pancasila yang jauh lebih mendalam dan intensif, Pancasila harus memegang peran penting, atau bahkan utama, read more .....
Sayidiman Suryohadiprojo Tiba-tiba di pagi hari ini, tanggal 18 Desember 2014, timbul kenangan pada Long March Siliwangi 66 tahun lalu, Jalan Jauh dari Jawa Tengah ke Jawa Barat yang dilakukan pasukan Siliwangi. Karena Persetujuan Renville pasukan Siliwangi pada tahun 1947 harus meninggalkan Jawa Barat untuk hijrah ke Jawa Tengah. Keputusan itu menimbulkan banyak persoalan dan kesulitan bagi pasukan Siliwangi dan keluarganya yang tak mau ditinggalkan di Jawa Barat. Sebab itu semua ingin kembali ke kampong halamannya di Jawa Barat. Hal itu menjadi kenyataan ketika ada perkembangan dalam sengketa RI – Belanda sehingga Persetujuan Renville otomatis batal. Perkembangan itu timbul ketika jenderal Spoor sebagai pimpinan tentara Belanda pada 18 Desember 1948 fajar mendaratkan pasukannya di Pangkalan Udara Maguwo (sekarang Adi Sucipto). Serangan tentara Belanda menjadi awal dari Perang Kemerdekaan Kedua bagi bangsa Indonesia, khususnya untuk TNI. Sebenarnya pimpinan TNI sejak semula yakin bahwa Belanda tidak mau membiarkan Republik read more .....
LAIN KENYATAAN DARI HARAPAN Pada tanggal 20 Oktober 1999 Indonesia mendapat Presiden ke-empat, yaitu Kyai Haji Abdurrahman Wahid yang dipilih oleh Sidang Umum MPR, mengalahkan Megawati Soekarnoputri dengan 373 lawan 313 suara. K.H. Abdurrahman Wahid yang lahir pada tahun 1940 adalah Ketua Umum Nahdlatul Ulama (NU) dan pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ayah Abdurrahman Wahid adalah almarhum K.H. Wahid Hasyim, sedangkan ayah K.H. Wahid Hasyim dan kakek Abdurrahman Wahid adalah almarhum K.H. Hasyim Asy’ari, pendiri Pondok Pesantren Tebu Ireng di Jombang, Jawa Timur, dan juga pendiri organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU) . Karena anak laki-laki pimpinan pesantren Jawa Timur biasa disebut Gus untuk membedakan mereka dari santri lain, maka Abdurrahman Wahid lazim disebut Gus Dur. Sebagai seorang pemimpin Islam Abdurrahman Wahid termasuk orang yang berpikiran liberal dan suka kepada pemikiran Barat. Ia mempunyai minat besar kepada kebudayaan, termasuk kebudayaan Barat. Pikirannya yang liberal itu membuatnya untuk bersikap read more .....
Sayidiman Suryohadiprojo Kita telah memasuki Tahun Baru 2014 yang akan penuh dengan tantangan berat pada tingkat nasional maupun internasional. Pada tingkat nasional kita akan melakukan Pemilihan Umum dan Pemilihan Presiden RI yang akan besar sekali pengaruhnya bagi Indonesia di masa depan. Pada tingkat internasional dinamika politik dan ekonomi yang tinggi di seluruh dunia mempunyai dampak yang tidak sederhana bagi bangsa Indonesia. Menghadapi berbagai tantangan itu adalah sangat penting bangsa Indonesia hidup dengan Sistem yang tepat. Selain itu Sistem tersebut perlu dihasilkan dan digerakkan Manusia yang tepat pula. Tidak ada perdebatan mana yang lebih penting, Sistem atau Manusia, seperti masih sering terjadi di masyarakat intelektual kita. Kita perlukan Sistem yang tepat agar kita dapat menentukan pilihan-pilihan yang sesuai dengan keperluan bangsa kita, dan agar keputusan berdasarkan pilihan itu dapat berjalan tepat pula. Selama kita menentukan bahwa Dasar Negara kita Pancasila, maka Sistem yang harus ada dan berkembang di read more .....