Sayidiman Suryohadiprojo Nasionalisme Indonesia harus tumbuh dan kuat Yang dimaksudkan dengan Nasionalisme adalah sikap, pikiran dan perasaan anggota satu bangsa yang menyatakan keterikatan, hubungan emosional dengan bangsa dan negaranya, disertai harapan serta usaha agar bangsa dan negaranya mempunyai tempat terhormat dan menonjol di antara negara dan bangsa lainnya. Harga diri orang-orang itu sangat dipengaruhi oleh keadaan negara dan bangsanya yang menimbulkan kebanggaan. Merupakan satu kenyataan bahwa nasionalisme masih tetap kuat di seluruh umat manusia. Dengan terjadinya globalisasi banyak orang berpikir bahwa nasionalisme akan lenyap dari kehidupan manusia. Bahkan ada yang menyerukan bahwa pada akhir abad ke 20 dan sesudahnya negara tidak lagi ada batasnya dan tidak memerlukannya ( nations without frontiers). Menurut mereka pengertian Negara-Bangsa (Nation States) akan hilang dari kehidupan umat manusia. Akan tetapi pandangan itu dalam perkembangan umat manusia tidak terbukti. Memang makin banyak terbentuk asosiasi read more .....
Sayidiman Suryohadiprojo Sekarang ramai dibicarakan tentang Calon Presiden tahun 2014. Banyak yang menganggap bahwa calon-calon yang dimunculkan parpol terlalu tua, mereka menginginkan calon-calon muda berumur maksimal 50 tahun. Sebenarnya yang menjadi persoalan adalah Kepemimpinan, yaitu kemampuan orang menimbulkan kepercayaan bahwa ia dapat membawa organisasinya maju dan mencapai tujuannya dengan mengajak dan memotivasi anggota organisasi itu bergerak bersama-sama. Seorang Presiden untuk bangsa Indonesia yang begitu besar jumlahnya dan aneka ragam sifatnya, hidup di Negara Republik Indonesia yang begitu luas wilayahnya, jelas sekali harus mempunyai kemampuan Kepemimpinan yang mumpuni. Kepemimpinan menimbulkan kepercayaan karena ada bukti nyata, bukan hanya karena orang menyampaikan hal-hal yang bagus dan menarik. Berarti bahwa orang harus berprestasi nyata yang dapat dilihat serta dirasakan orang banyak. Prestasi itu hasil niat dan tekad orang untuk menghasilkan sesuatu yang lebih dari biasa. Bukan karena orang itu dibimbing read more .....
Sayidiman Suryohadiprojo Pancasila sebagai Realitas di Indonesia Ketika Ir. Soekarno (Bung Karno) pada 1 Juni 1945 mengusulkan kepada Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) untuk mengadakan satu Pandangan Hidup (Weltanschauung) bagi Negara Indonesia Merdeka dan kemudian mengusulkan apa yang beliau namakan Pancasila sebagai Pandangan Hidup itu, bangsa Indonesia telah menerima usul itu. Kemudian Panitya Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dengan beberapa perubahan redaksional menetapkan Pancasila juga sebagai Dasar Negara dengan mencantumkannya dalam UUD 1945 sebagai konstitusi Negara Republik Indonesia yang pada 17 Agustus 1945 diproklamasikan kemerdekaannya oleh Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia. Kecuali segolongan kecil orang, tidak ada orang Indonesia yang menyanggah ketepatan Pancasila sebagai Dasar Negara, sebagai Pandangan Hidup Bangsa dan sebagai Jati Diri Diri Bangsa yang oleh Bung Karno digali dari akar-akar kehidupan bangsa Indonesia. Bahkan orang-orang yang menganut ideologi berbeda mengakui read more .....
Sayidiman Suryohadiprojo Hubungan saya dengan Jenderal Anumerta Achmad Yani bermula dengan perkenalan saya dengan beliau pada tahun 1956. Waktu itu Pak Yani yang baru selesai mengikuti pendidikan di Command & General Staff College di Fort Leavonworth (AS) ditetapkan sebagai Assisten 2 Operasi di Staf Umum AD (SUAD) di Jakarta. Jenderal A.H. Nasution yang waktu itu menjadi Kepapa Staf AD (KASAD) telah menarik Pak Yani dari komando Tentara & Territorium III (TT 3) Jawa Tengah untuk dikirimkan ke pendidikan di AS itu. Pak Nas melihat kwalitas Pak Yani yang tinggi sebagai Perwira yang ketika itu dibuktikan oleh Pak Yani sebagai Komandan Resimen. Sebagai Dan Men Pak Yani telah berhasil mengatasi masalah Darul Islam (DI/TII) yang terjadi di Jawa Tengah bagian barat. Pak Yani membentuk pasukan yang diberi nama Banteng Raiders, satu pasukan yang diberi latihan khusus seperti yang kemudian ada pada Pasukan Komando. Dengan pasukan itu diselesaikan masalah DI/TII tersebut dengan sukses. Maka setelah Pak Yani kembali dari pendidikan read more .....
Sayidiman Suryohadiprojo Permulaan Hubungan Yang Dingin Hubungan saya dengan almarhum Jenderal Besar Soeharto belum termasuk dalam Otobiografi yang saya terbitkan pada tahun 1997 dengan judul Mengabdi Negara sebagai Prajurit TNI. Sekarang pada tahun 2012 ingin saya hal itu diketahui anak cucu saya. Demikian pula akan saya lengkapi otobiografi itu dengan tulisan tentang Hubungan saya dengan almarhum Pak Yani, Jenderal Anumerta Achmad Yani. Hubungan saya dengan Pak Harto (PH) saya sebut sebagai jauh-jauh dekat. Saya tidak pernah masuk inner circle PH, tetapi sebagai anggota TNI saya pernah menduduki jabatan yang membuat saya cukup dekat dengan beliau. Dan hubungan saya dengan Presiden RI ke-2 itu jauh lebih banyak dari pada hubungan saya dengan Presiden RI ke-1. Hubungan saya dengan Presiden Sukarno terbatas pada pemberian latihan gymnastik kepada beliau waktu saya masih Taruna Akademi Militer Yogya pada tahun 1946. Waktu itu mungkin Bung Karno mendengar bahwa ada Taruna AM baru selesai menjalani pendidikan di Sekolah Olah Raga read more .....
Sayidiman Suryohadiprojo Kebangkitan Nasional tahun 1908 Gerak para mahasiswa STOVIA (School Tot Opleiding van Inlandsche Artsen atau Sekolah Dokter Pribumi) membentuk perkumpulan Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908 merupakan langkah penting dalam perkembangan gerakan kebangsaan atau Nasionalisme di Indonesia. Adalah Dr. Soetomo, Goenawan Mangoenkoesoemo dan Soeradji yang merupakan pendiri Boedi Oetomo, disertai peran Dr. Wahidin Soediro Hoesodo yang tidak kalah pentingnya. Sebenarnya Boedi Oetomo tidak bergerak di bidang politik, melainkan lebih bersifat ekonomi, sosial dan kebudayaan. Juga lebih banyak meliputi orang suku Jawa. Meskipun demikian, karena sebelum itu tidak pernah ada pembentukan organisasi orang-orang Indonesia yang dihalangi penjajahan Belanda, dampak dan pengaruh berdirinya Boedi Oetomo sangat besar sebagai inspirasi kepada orang Indonesia untuk bangkit memperbaiki nasibnya. Itu sebabnya saat berdirinya Boedi Oetomo kemudian dinamakan Hari Kebangkitan Nasional. Perlu kita sadari bahwa pada permulaan abad ke 20 tidak read more .....
Pada tanggal 29 April 2012, dalam kesempatan penganugerahan bintang jasa untuk musim semi tahun 2012, pemerintah Jepang mengumumkan penganugerahan bintang jasa bagi 2 tokoh Indonesia berikut, atas jasa-jasa mereka dalam memperkokoh hubungan antara Indonesia dan Jepang. (1) Sayidiman Suryohadiprojo (84 tahun) Bintang tanda jasa : The Order of The Rising Sun, Gold and Silver Star Riwayat hidup utama : Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Gubernur Lemhanas, Anggota MPR Jasa utama : Memberikan kontribusi bagi promosi hubungan persahabatan antara kedua negara Jepang dan Indonesia. Kontribusi terhadap Jepang : seperti terlampir (2) Farida Wahyu (58 tahun) Bintang tanda jasa : The Order of The Sacred Treasure, Gold and Silver Rays Riwayat hidup utama : Staf Kedutaan Besar Jepang di Indonesia Jasa utama : Memberikan kontribusi dalam kegiatan Kedutaan Besar Jepang di Indonesia. Kontribusi terhadap Jepang : seperti terlampir Kontribusi terhadap Jepang 1. Sayidiman Suryohadiprojo (The Order of The Rising Sun, Gold and Silver Star) (1) read more .....
Apa sebenarnya yang salah dari Cara Berpikir Barat ? Ini adalah pertanyaan yang diajukan Ibu Sadli dalam komentarnya atas tulisan Cara Berpikir Pancasila sebagai Dasar untuk Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Kalau pertanyaan ini ditanyakan oleh orang Barat, maka jawabannya tergantung dari sudut mana penjawab melihat masalahnya. Akan tetapi kalau pertanyaan ini diajukan oleh manusia Indonesia untuk kepentingan kehidupan bangsa Indonesia, maka jawabannya sebenarnya telah diuraikan dalam tulisan Cara Berpikir Pancasila etc. Cara Berpikir Barat sebagai hasil Renaissance menyatakan Individu sebagai nilai tertinggi dalam kehidupan umat manusia. Individu itu dianggap berhak berbuat apa saja untuk kepentingan hidupnya. Bahkan dalam urusan ekonomi ia tidak hanya diperbolehkan, malahan dianjurkan untuk serakah (greed is a virtue). Ia mempunyai kekuasaan sepenuhnya atas hidupnya. Karena setiap Individu dapat berbuat sama, maka ia menyadari ada masalah keamanan baginya. Maka untuk mengatasi masalah keamanan ini Individu sepakat dengan read more .....
Sayidiman Suryohadiprojo[1] Pendidikan & Kepribadian Bangsa Sudah menjadi pengetahuan yang dianut para pendidik di mana saja bahwa Pendidikan yang baik tidak dapat meninggalkan Kepribadian Bangsa. Karena bangsa Indonesia sudah menentukan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia, maka Pancasila merupakan Kepribadian Bangsa. Dengan begitu Pendidikan di Indonesia harus dilandasi Pancasila. Budaya dan Karakter Bangsa tidak akan dapat meluas secara efektif dalam kehidupan Bangsa kalau tidak disertai penyelenggaraan Pendidikan kepada seluruh Bangsa tentang Budaya dan Karakter Bangsa. Khusus buat Indonesia Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa amat penting karena bangsa Indonesia telah mengalami penjajahan oleh bangsa Belanda dan bangsa Eropa lainnya yang cukup lama. Penjajahan itu tidak hanya dilakukan secara politik dan ekonomi, tetapi juga dengan penanaman budaya Barat pada kepribadian manusia Indonesia. Boleh dikatakan bahwa justru penjajahan budaya lebih efektif buat pihak penjajah dari pada penjajahan politik dan read more .....
Sayidiman Suryohadiprojo Bangsa Indonesia sedang digoncang oleh demonstrasi di banyak tempat dan dilakukan oleh berbagai pihak yang dipicu oleh keputusan Pemerintah untuk menaikkan harga BBM subsidi. Yang menolak keputusan itu berpendapat bahwa Pemerintah mengabaikan kepentingan rakyat kecil dan miskin. Sedangkan Pemerintah menganggap kenaikan itu perlu untuk mengurangi beban keuangan yang disebabkan oleh jumlah subsidi itu. Kedua pihak ada benarnya; pihak yang menolak benar karena akibat kenaikan itu rakyat harus melakukan pengeluaran yang jauh lebih besar, sedangkan sekarang saja kehidupannya sudah berat. Biaya angkutan dan ongkos produksi akan naik yang semua menekan kehidupan rakyat.Sebaliknya juga Pemerintah ada benarnya karena memang harus diberikan subsidi bagi berbagai keperluan rakyat kecil. Subsidi BBM yang besar merupakan beban yang berkonsekuensi pada keperluan Pemerintah lainnya yang tak kalah pentingnya bagi kesejahteraan rakyat. Subsidi BBM yang besar adalah akibat pendekatan Pemerintah RI yang kurang tepat sudah read more .....