Sayidiman Suryohadiprojo
Sudah sejak beberapa tahun lalu Israel amat berambisi menyerang Iran untuk menghancurkan usaha negara itu membangun kemampuan nuklir.
Israel amat khawatir bahwa Iran dengan kemampuan nuklir strategis akan mengakhiri dominasi Israel atas dunia Arab. Para pemimpin Israel garis keras yang sekarang memimpin negara itu berpikir bahwa lebih baik menyerang Iran secepat mungkin sebelum ia mampu membangun senjata nuklir. Akan tetapi hingga belum lama berselang AS selalu menahan Israel karena khawatir akan menyebabkan reaksi internasional yang merugikan. Semua pihak tahu bahwa AS tidak dapat pisah dari Israel dan melihat serangan Israel sebagai usaha AS juga.
Akan tetapi belakangan ini nampak amat berkurang penolakan AS terhadap kehendak Israel. Malahan sekarang Inggeris turut bicara tentang serangan ke Iran. Laporan Badan Nuklir Internasional (IAEA) minggu ini makin memperkuat keyakinan mereka bahwa memang Iran sudah pada tahap mampu membuat senjata nuklir. Namun pimpinan negara-negara Eropa seperti Russia dan Jerman mengeluarkan pernyataan yang sangat tidak setuju dengan serangan militer.
Sekalipun serangan militer terbuka belum terjadi, sebenarnya telah lama terjadi serangan non-militer. Hal ini terjadi dengan menggarap masyarakat Iran agar melawan dan menggulingkan pemerintahnya. Pemberitaan tentang kemungkinan serangan militer AS-Israel-Inggeris juga mendorong agar masyarakat Iran bangkit dan menggulingkan pemerintahnya untuk mencegah serangan militer itu.
Sejak tahun 2007 dilakukan serangan intelijen berupa pembunuhan atas pakar nuklir Iran dengan cara bom mobil, tembakan langsung dan peracunan. Tentu pihak AS dan Israel menolak bahwa pembunuhan itu perbuatannya dan memang tak dapat dibuktikan. Tapi dengan cara demikian timbul kegelisahan di kalangan pakar nuklir Iran yang khawatir akan menjadi korban berikutnya. Hingga kini telah 4 orang pakar nuklir terbunuh, yaitu Ardeshir Hassanpour, Masoud Ali Mohammadi, Madjid Shahriadi, Darioush Rezaeinejad, sedangkan Kepala Badan Nuklir Iran Fereydoon Abbasi dapat menyelamatkan diri dari serangan bom mobil.
Selain itu dilakukan serangan virus atas instalasi nuklir Iran. Virus bernama Stuxnet buatan AS bulan Juni 2010 telah berhasil menimbulkan kerusakan signifikan pada instalasi nuklir Iran.
Sebenarnya berbagai pihak menilai AS dan Inggeris bersikap tidak adil. Mengapa Iran dilarang, sedangkan Israel dibenarkan dan bahkan dibantu membangun kemampuan nuklir strategis yang juga melanggar Persetujuan Proliferasi Nuklir. Memang mulanya Presiden AS John F. Kennedy tidak setuju dengan usaha Israel itu, sehingga menurut dugaan banyak pihak ia dibunuh karena itu. Memang di AS kuat sekali dukungan terhadap Israel, sampai orang mengatakan bahwa tak mungkin ada politik AS tanpa persetujuan Israel.
Sebab itu ada pendapat bahwa Iran membangun kemampuan nuklir justru untuk menangkal serangan AS-Israel. Orang berkata AS tidak menyerang Korea Utara yang terang-terangan menyatakan sudah berhasil membuat senjata nuklir. Andai kata Irak tadinya benar-benar mempunyai senjata nuklir, belum tentu AS akan menyerangnya. Sebab itu tidak mustahil Iran memang membangun kemampuan nuklir strategis untuk menangkal serangan AS-Israel.
Iran menyatakan kesiapannya terhadap kemungkinan serangan AS-Israel-Inggeris. Ia antara lain akan menutup Selat Hormus dan mengacaukan suplai minyak internasional. Ia dapat menyerang lawan-lawannya di wilayah negaranya dengan menyelundupkan orang-orang yang membuat kehancuran.
Dan belum tentu negara-negara yang besar kepentingannya atas Iran, seperti Russia dan China, akan tinggal diam kalau AS-Israel-Inggeris melakukan serangan militer. Terutama China besar sekali kepentingannya di Iran dan dapat menimbulkan kerugian kepada AS secara tidak langsung tetapi dengan dampak yang besar.
Di pihak AS tidak mustahil dalam kondisinya yang sedang penuh persoalan, baik persoalan politik, ekonomi maupun sosial yang cukup gawat, para pemimpinnya yang berambisi perang dan dekat dengan Israel akan mendominasi keadaan. Apalagi di kalangan ekonominya ada yang berpikir bahwa hanya satu perang besar akan dapat mengakhiri krisis ekonomi secara tuntas. Sebagaimana dulu Perang Dunia 2 yang berhasil mengakhiri Krisis dan Depresi Ekonomi tahun 1933.
Maka timbul pertanyaan : Jadikah AS-Israel-Inggeris menyerang Iran ?
No comments yet.