Sayidiman Suryohadiprojo Beberapa hari lalu ada sahabat tanya saya bagaimana keinginan dan harapan saya mengenai Presiden yang akan kita pilih pada tahun 2014. Saya langsung menjawab : Saya harapkan Presiden kita yang akan datang seorang Negarawan yang berjiwa dan bersemangat Pancasila. Negarawan yang tidak hanya memandang Pancasila sebagai satu Ideal dan Filsafah saja, tetapi disertai tekad untuk menjadikan Pancasila satu kenyataan hidup, satu living reality, di Indonesia. Untuk itu kita perlukan seorang Presiden yang negarawan, bukan sekedar seorang pemimpin politik. Pikiran saya ini didorong oleh kenyataan bahwa sekalipun semua orang Indonesia setuju Pancasila menjadi Dasar NKRI, namun dalam kenyataan amat sukar menemukan implementasinya dalam kehidupan bangsa. Dengan begitu kita mudah sekali dicap sebagai bangsa paling munafik, tidak hanya bangsa yang amat korup. Makna Pancasila yang utama dan perlu segera terwujud adalah Kesejahteraan Lahir Batin yang tinggi dan merata untuk seluruh Rakyat Indonesia. Kenyataan baru itu akan read more .....
Sayidiman Suryohadiprojo Letjen TNI Purn PERWIRA TNI SEBAGAI PENJAGA NEGARA Semua Warga Negara RI sebaiknya menjadi Penjaga Negara karena mereka sangat berkepentingan bahwa Republik Indonesia aman sentosa. Hanya dalam negara yang berdiri tegak berdaulat para warga negara dapat hidup sejahtera lahir dan batin, aman sentosa. Namun bagi seorang Perwira TNI menjaga negara bukan hanya anjuran belaka melainkan merupakan kewajiban yang senantiasa harus dilakukannya dengan sepenuh jiwa raganya. Sebab Perwira TNI sejak pelantikannya telah mengucapkan Sumpah Prajurit yang antara lain berisi kesetiaannya kepada NKRI. Selain itu Perwira TNI terikat kepada Sapta Marga yang menegaskan bahwa Perwira TNI adalah Bhayangkari Negara dan Bangsa Indonesia. Maka menjadi Penjaga Negara adalah satu hal yang selalu harus dilakukan Perwira TNI. Sebab itu tulisan ini adalah tentang Perwira TNI sebagai Guru Kehidupan. MEMBELA PANCASILA SEBAGAI DASAR DAN IDEOLOGI NEGARA Perwira TNI tidak sembarang Penjaga Negara. Sapta Marga memberikan read more .....
Sayidiman Suryohadiprojo Yang dimaksudkan dengan Paradox Indonesia adalah keadaan yang bertentangan sekali antara pandangan luar negeri yang memuji Indonesia sebagai negara yang sukses dalam berbagai hal dengan pendapat di dalam negeri yang mengecam banyaknya kelemahan dan bahkan kegagalan. Pujian luar negeri terakhir kepada Indonesia yang amat hebat diberikan oleh Inggeris ketika Ratu Elizabeth II menganugerahkan penghargaan tinggi kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berupa bintang The Knight Grand Cross in the Order of the Bath. Disertai berbagai pujian kepada Presiden SBY tentang suksesnya menjadikan Indonesia negara demokrasi, keberhasilan dalam ekonomi yang membuat Indonesia mengatasi berbagai masalah, dan pujian setinggi langit lainnya. Sebelumnya sudah banyak pujian dari pemimpin negara lain, termasuk AS dan Jepang. Namun sebaliknya, di dalam negeri masyarakat mengalami tidak sedikit berbagai peristiwa buruk, seperti maraknya tawuran dan bahkan bunuh-membunuh antar-siswa SMA di Jakarta, antar-mahasiswa di Makassar, read more .....
Berbagai Kesalahan Sejak Permulaan Sayidiman Suryohadiprojo Membicarakan Masalah Timor Timur berarti bicara tentang masa lalu. Mungkin orang tidak percaya bahwa bicara tentang masa lalu mempunyai manfaat. Namun membicarakan masa lalu juga berarti bicara tentang sejarah. Dan bicara tentang sejarah ada manfaatnya untuk mencegah membuat kesalahan yang dibuat di masa lalu. Apalagi kalau sejarah yang dibicarakan itu mengandung kegagalan dan kesalahan. Adalah satu kenyataan bahwa Masalah Timor Timur telah menyebabkan banyak kerugian bagi NKRI dan bangsa Indonesia. Oleh sebab itu ada manfaatnya bicara tentang Masalah Timor Timur yang telah terjadi 30 tahun yang lalu, yaitu sejak tahun 1975 hingga 1999. Jangan sampai NKRI dan bangsa Indonesia di masa depan membuat kesalahan-kesalahan serupa. Masalah Timor Timur yang mulai terjadi pada tahun 1975, dipicu oleh perubahan radikal yang terjadi di Portugal, negara yang menjajah Timor Timur waktu itu. Ketika setelah Perang Dunia 2 mayoritas daerah jajahan di dunia sudah berhasil berubah menjadi read more .....
Sayidiman Suryohadiprojo Cara Perang Neocortex (Neocortical Warfare) adalah cara perang tanpa penggunaan kekerasan. Jadi menyimpang dari definisi perang yang diberikan Von Clausewitz, yaitu Perang adalah tindakan kekerasan untuk memaksa musuh tunduk kepada kehendak kita. Lebih sesuai dengan pernyataan Sun Tzu , yaitu panglima perang yang unggul adalah ia yang dapat menundukkan musuhnya tanpa menggunakan pertempuran. Berkembangnya pemikiran ini dipicu oleh kemajuan Iptek, khususnya dalam biologi dan psikologi. Orang berpikir bahwa inti Perang adalah menundukkan kehendak musuh sehingga mau mengikuti kehendak penyerang, tidak melawan atau mempersulit keinginannya. Untuk menundukkan kehendak musuh yang penting adalah menundukkan kehendak pemimpin musuh tanpa harus berperang secara formal. Kalau pemimpin mau tunduk, ia tidak akan membawa pengikutnya untuk melawan penyerang. Bahkan ia akan mengikuti kehendak penyerang. Dan menundukkan kehendak pemimpin musuh tidak harus dengan tindakan kekerasan. Malahan penggunaan tindakan kekerasan read more .....
Sayidiman Suryohadiprojo PSSI telah dikalahkan Jepang dengan score telak 5-1 dalam kejuaraan Piala Asia U-22. Peristiwa ini merupakan bukti nyata pentingnya pembinaan untuk mencapai prestasi dalam olahraga. Sampai tahun 1970-an tidak akan mungkin PSSI dikalahkan Jepang. Di satu pihak ketika itu PSSI merupakan tim sepakbola yang kuat di Asia, di pihak lain bangsa Jepang belum besar minatnya terhadap sepakbola. Dalam Olympiade Melbourne tahun 1956 PSSI mampu menahan tim Uni Soviet dengan score 0-0, memang dalam pertandingan ulangan kalah 4-0. Tim Uni Soviet ini kemudian menjadi juara cabang sepakbola dalam Olympiade itu. Sebelum itu di Jakarta datang tim Yugoslavia yang waktu itu termasuk kuat di Eropa, dan PSSI hanya kalah 2-0 dalam pertandingan yang seimbang. Jelas Jepang ketika itu sama sekali bukan bandingan buat PSSI. Akan tetapi zaman berjalan terus dan terjadi banyak perkembangan, juga di lingkungan sepakbola dunia. Sejak permulaan tahun 1980-an orang Jepang tertarik minatnya pada sepakbola. Kalau sampai saat itu yang paling read more .....
Sayidiman Suryohadiprojo Tujuan Kemerdekaan Bangsa Indonesia memperjuangkan dan akan terus mempertahankan kemerdekaannya karena sadar betapa sengsara hidup dalam penjajahan, sengsara jasmani maupun rohani. Sebab itu telah ditegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai wujud kemerdekaan dan kedaulatan bangsa dalam pergaulan umat manusia. Mempertahankan kemerdekaan bangsa berarti mempertahankan NKRI yang wilayahnya meluas dari Sabang di Aceh Utara sampai di Merauke di Papua timur. Meskipun eksistensi NKRI tidak bisa ditawar-tawar, namun ia hakikatnya baru merupakan jembatan menuju Tujuan Kemerdekaan, yaitu terwujudnya Masyarakat Indonesia yang Maju, Adil dan Sejahtera berdasarkan Pancasila dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Maka sekalipun NKRI sudah terwujud dan terus bertahan secara kuat, tetapi tidak disertai Masyarakat yang Maju, Adil dan Sejahtera berdasarkan Pancasila, maka Tujuan Kemerdekaan belum tercapai. Sebab itu NKRI selain menjadi jembatan juga harus menjadi wahana yang tangguh-kuat untuk read more .....
Sayidiman Suryohadiprojo Presiden SBY beberapa hari lalu mengajak untuk melaksanakan Indonesia Incorporated. Ini bukan gagasan baru. Pada akhir tahun 1970-an ketika penulis menjadi duta besar di Jepang hal ini telah diusulkan kepada almarhum Radius Prawiro yang waktu itu menjabat menteri perdagangan. Sumber gagasan itu adalah istilah Japan Incorporated yang waktu itu dilontarkan beberapa orang AS, antara lain E. Vogel dalam bukunya Japan As Number One. Orang-orang AS melihat Jepang waktu itu berperilaku layak satu perusahaan besar dan amat sukar bagi AS untuk menghadapi persaingan Jepang dalam berbagai bisnis, termasuk bisnis otomotif yang tadinya didominasi produsen AS. Orang AS anggap Jepang kuat daya saingnya karena berperilaku seperti perusahaan besar sedangkan di AS pemerintah dan dunia bisnis dua hal terpisah. Orang-orang AS itu menganjurkan pemerintahnya untuk mengambil perilaku sama. Di Jepang sendiri tidak ada pengertian Japan Inc, tetapi memang ada hubungan erat antara pemerintah dan dunia bisnis. Namun berlaku apa yang read more .....
Sayidiman Suryohadiprojo Nasionalisme Indonesia harus tumbuh dan kuat Yang dimaksudkan dengan Nasionalisme adalah sikap, pikiran dan perasaan anggota satu bangsa yang menyatakan keterikatan, hubungan emosional dengan bangsa dan negaranya, disertai harapan serta usaha agar bangsa dan negaranya mempunyai tempat terhormat dan menonjol di antara negara dan bangsa lainnya. Harga diri orang-orang itu sangat dipengaruhi oleh keadaan negara dan bangsanya yang menimbulkan kebanggaan. Merupakan satu kenyataan bahwa nasionalisme masih tetap kuat di seluruh umat manusia. Dengan terjadinya globalisasi banyak orang berpikir bahwa nasionalisme akan lenyap dari kehidupan manusia. Bahkan ada yang menyerukan bahwa pada akhir abad ke 20 dan sesudahnya negara tidak lagi ada batasnya dan tidak memerlukannya ( nations without frontiers). Menurut mereka pengertian Negara-Bangsa (Nation States) akan hilang dari kehidupan umat manusia. Akan tetapi pandangan itu dalam perkembangan umat manusia tidak terbukti. Memang makin banyak terbentuk asosiasi read more .....
Sayidiman Suryohadiprojo Sekarang ramai dibicarakan tentang Calon Presiden tahun 2014. Banyak yang menganggap bahwa calon-calon yang dimunculkan parpol terlalu tua, mereka menginginkan calon-calon muda berumur maksimal 50 tahun. Sebenarnya yang menjadi persoalan adalah Kepemimpinan, yaitu kemampuan orang menimbulkan kepercayaan bahwa ia dapat membawa organisasinya maju dan mencapai tujuannya dengan mengajak dan memotivasi anggota organisasi itu bergerak bersama-sama. Seorang Presiden untuk bangsa Indonesia yang begitu besar jumlahnya dan aneka ragam sifatnya, hidup di Negara Republik Indonesia yang begitu luas wilayahnya, jelas sekali harus mempunyai kemampuan Kepemimpinan yang mumpuni. Kepemimpinan menimbulkan kepercayaan karena ada bukti nyata, bukan hanya karena orang menyampaikan hal-hal yang bagus dan menarik. Berarti bahwa orang harus berprestasi nyata yang dapat dilihat serta dirasakan orang banyak. Prestasi itu hasil niat dan tekad orang untuk menghasilkan sesuatu yang lebih dari biasa. Bukan karena orang itu dibimbing read more .....