Globalisasi Dan Jatidiri TNI

Posted by Admin on Thursday, 17 April 2008 | Opini

Oleh Sayidiman Suryohadiprojo

Jakarta, 17 April 2008

Dunia dan umat manusia sedang diliputi keadaan yang dinamakan Globalisasi. Namun Globalisasi mempunyai dua konotasi, konotasi yang obyektif dan yang subyektif.

Globalisasi yang obyektif adalah keadaan yang berkembang sebagai akibat kemajuan dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek), khususnya yang bersangkutan dengan Teknologi Komunikasi, Transportasi dan Informasi. Sebagai hasil dari perkembangan Iptek ini planit Bumi seakan-akan menjadi makin kecil. Dengan hasil Teknologi Transportasi yang makin maju setiap titik di planit Bumi dapat dicapai Manusia secara fisik dan bahkan dalam waktu makin cepat. Lebih dari itu, Teknologi Komunikasi dan Informasi memungkinkan hubungan antara setiap titik di planit Bumi dalam kecepatan listrik atau sekitar 300.000 km per detik. Perkembangan ini membuat planit Bumi satu Desa Dunia (Global Village). Selain itu, perkembangan Internet memungkinkan Manusia memperoleh informasi dari berbagai ragam dalam sekejap mata. Sudah jelas bahwa Globalisasi obyektif mempunyai pengaruh terhadap umat manusia yang amat luas dan mendalam.

Namun ada Globalisasi yang diberikan arti lain oleh banyak pihak. Globalisasi subyektif itu adalah keadaan yang terwujud karena sikap dan usaha Amerika Serikat (AS) terhadap dunia dan umat manusia. Sebagai negara yang paling kuat secara ekonomi, militer dan teknologi AS mengembangkan politik luar negeri yang bertujuan membuat seluruh umat manusia mengikuti sikap dan pandangannya dalam kehidupannya, khususnya dalam Demokrasi, Hak Azasi Manusia (HAM) dan Ekonomi. Golongan yang berkuasa di AS menganggap bahwa usaha Amerikanisasi dunia dan umat manusia bukan saja hak negara dan bangsa AS, melainkan menjadi kewajiban AS. Mereka berpendapat bahwa kekuatan AS yang menjadikannya satu-satunya adikuasa (the single superpower) menimbulkan hak dan kewajiban moral untuk membawa dunia dan umat manusia kepada kehidupan yang lebih baik dan itu adalah keadaan sebagaimana dikehendaki AS. Pedoman mereka adalah : Apa yang baik bagi AS pasti baik bagi dunia dan umat manusia. Sama sekali tidak dihiraukan bahwa manusia lain ingin dan berhak mempunyai pandangan yang berbeda dengan pandangan AS. Orang dan bangsa yang beranggapan lain, demi kepentingannya sendiri, harus dibawa dan dipaksa untuk mengikuti kehendak AS.

Kalau sebagai akibat Globalisasi obyektif dunia dan umat manusia menghadapi kondisi yang amat dinamis dan harus diatasi untuk menjamin keselamatan hidupnya, terlebih lagi berbagai masalah yang ditimbulkan Globalisasi subyektif dan dapat mengancam kelangsungan hidupnya sebagai negara dan bangsa yang merdeka dan berdaulat.

Kondisi demikian juga dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini. Kelangsungan hidup bangsa dan negara menjadi taruhan ketika menghadapi dan menangani berbagai masalah yang timbul karena perkembangan dua macam Globalisasi itu.

Adalah satu kenyataan bahwa sejak kemerdekaan bangsa Indonesia pada tahun 1945 Tentara Nasional Indonesia (TNI) merupakan kekuatan yang amat penting perannya dalam menjaga dan memelihara kelangsungan hidup bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bahkan pada tahun 1948 ketika Pemerintah RI ditangkap dan ditahan Belanda adalah TNI yang secara kongkrit menunjukkan kepada dunia luar dan dalam negeri bahwa NKRI masih eksis. Adalah karena perjuangan TNI bersama Rakyat bahwa diplomasi dapat memaksa Belanda untuk membebaskan kembali Ibu Kota Revolusi Yogyakarta dan pemerintah RI. Kemudian dilanjutkan dengan pengakuan kemerdekaan dan kedaulatan negara dan bangsa Indonesia.

Sekarang pun peran TNI untuk kepentingan negara dan bangsa tetap menentukan. Sebab itu dapat dipahami bahwa mereka yang bermaksud melikwidasi NKRI dan menghancurkan bangsa Indonesia , selalu lebih dulu berusaha menghancurkan TNI. Hendaknya kita semua yang cinta kepada Indonesia dan kemerdekaan serta kedaulatannya, baik yang anggota TNI maupun yang bukan, menyadari hal ini. Oleh sebab itu kita harus senantiasa menjaga dan memelihara TNI sebagai kekuatan bangsa yang dapat diandalkan dan dipercaya.

Perjuangan bangsa Indonesia menghadapi kedua macam Globalisasi erat hubungannya dengan usaha menjaga Jatidiri Bangsa. Hanyutnya Jatidiri Bangsa sangat memudahkan pihak lain untuk menghancurkan bangsa atau membawanya kepada kondisi yang dikehendaki pihak itu. Kita semua tahu bahwa Pancasila adalah Jatidiri Bangsa Indonesia di samping merupakan Dasar Negara RI dan Pandangan Hidup Bangsa. Menjadi kewajiban bangsa untuk menegakkan Pancasila sebagai kenyataan yang kokoh di Bumi Indonesia sebagai jaminan kelangsungan hidup bangsa dan pencapaian tujuannya, yaitu terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur bagi seluruh rakyatnya.

Usaha bangsa Indonesia untuk menegakkan Pancasila sebagai Jatidiri Bangsa harus mendapat dukungan yang penuh dari TNI. Dalam menjalankan perannya yang penting bagi bangsa dan negara, TNI pun tidak bebas dari berbagai masalah yang ditimbulkan kedua macam Globalisasi. Itu pun menyangkut faktor Jatidiri, yaitu Jatidiri TNI. Eksistensi TNI sebagai kekuatan bangsa Indonesia sangat dipengaruhi oleh kemampuannya menjaga dan memelihara Jatidirinya.

Dalam melaksanakan perjuangan bangsa Indonesia sejak kemerdekaannya pada tahun 1945 TNI telah mengalami banyak hal yang mengancam eksistensinya. Maka untuk mencapai hasil yang dikehendaki bangsa Indonesia, TNI telah melahirkan Sapta Marga sebagai pedoman hidupnya. Sapta Marga menjadi Jatidiri TNI yang menetapkan bahwa TNI adalah Tentara Nasional, Tentara Professional, Tentara Rakyat dan Tentara Pejuang.

Sebagai Tentara Nasional, TNI harus menunjukkan diri sebagai Tentara milik seluruh bangsa Indonesia, bukan Tentara milik golongan atau suku bangsa tertentu. TNI merupakan kekuatan yang sepenuhnya mengabdi kepada Negara RI. Karena itu TNI dijiwai semangat dan ideologi Negara, yaitu Pancasila. TNI adalah pembela negara yang mengamankannya dari segala macam ancaman, tantangan, rintangan dan gangguan. Sikap nasionalis dan patriotik TNI dan anggotanya tak pernah kendor dan hendaknya dapat mempengaruhi sikap nasionalis dan patriotik bangsa. Kalau negara dan bangsa menghadapi kesulitan, seperti ditimpa bencana, maka TNI adalah paling depan untuk mengatasi masalah itu.

Sebagai Tentara Professional, TNI selalu meningkatkan kemampuan profesionalnya. Hal itu pun berlaku sekalipun menghadapi kendala anggaran yang rendah. Para pemimpin TNI harus selalu mencari jalan bagaimana mengusahakan peningkatan profesional dalam kondisi yang sulit. Kemajuan dan perkembangan profesi militer selalu diikuti dan dipelajari oleh para pemimpin TNI dan diusahakan untuk juga dikuasai TNI. Dengan begitu TNI tidak perlu dan tidak pernah tertinggal dari negara lain, khususnya negara tetangga, dalam pengetahuan dan penguasaan profesi militer. Sebaliknya, TNI juga berusaha mengembangkan profesi militer sebagai sumbangannya kepada profesi militer pada umumnya. Semakin tercapai anggaran yang memadai semakin tinggi kemampuan profesi militer TNI di semua matra. Pada satu saat TNI harus kembali menjadi kekuatan pertahanan yang nomer satu di Asia Tenggara, sebagaimana keadaannya pada tahun 1960-an.

Namun TNI juga Tentara Rakyat yang sadar bahwa kekuatan utamanya terletak pada hubungannnya yang selalu dekat dan erat dengan Rakyat. Kedekatannya dengan Rakyat memberikan kepada TNI dorongan moral dan mental yang berharga dalam menjalankan fungsinya sebagai kekuatan pertahanan yang andal. Sebaliknya TNI selalu sadar bahwa Negara menjadi kuat dan dengan begitu juga TNI, kalau Rakyat sejahtera hidupnya. Rakyat Indonesia yang miskin tidak saja kurang mampu memberikan dukungan kepada TNI, malahan menjadi sumber berbagai masalah yang merugikan negara dan bangsa.
Dan TNI adalah Tentara Pejuang yang tidak kenal menyerah dalam menghadapi berbagai persoalan dan masalah. Sikapnya sebagai Pejuang akan menular kepada masyarakat sehingga juga bangsa Indonesia selalau kuat lahir batin menghadapi berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan. Sebagai Tentara Pejuang TNI mempunyai rasa tanggungjawab untuk memberikan dukungan dan sumbangannya kepada bangsa dalam perjuangan mencapai tujuannnya, yaitu terwujudnya masyarakat yang adil, makmur, maju dan sejahtera berdasarkan Pancasila. Semangat perjuangan TNI membuatnya selalu mengusahakan yang terbaik dalam apa pun yang dilakukan. Semangat ini hendaknya dapat merangsang seluruh bangsa untuk tiada jemunya memperjuangkan tujuan nasional.

Dengan Jatidiri yang selalu dijaga dan dipelihara kondisinya TNI pasti dapat membebaskan diri dari dampak negatif Globalisasi dan malahan dapat mengambil manfaatnya bagi dirinya. TNI juga mampu memberikan dukungan dan sumbangan maksimal kepada perjuangan negara dan bangsa Indonesia mengatasi berbagai masalah yang timbul karena Globalisasi dan menjadi makin kuat Ketahanan Nasionalnya.

Hal ini yang perlu terus diusahakan oleh TNI beserta segala anggotanya, baik Perwira, Bintara, Tamtama maupun Pegawai Siplinya. Apabila itu tercapai maka TNI akan kembali membuktikan dirinya sebagai Pembela Negara dan Bangsa yang utama.

RSS feed | Trackback URI

Comments »

No comments yet.

Name (required)
E-mail (required - never shown publicly)
URI
Your Comment (smaller size | larger size)
You may use <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong> in your comment.

Trackback responses to this post