Mar 12

Oleh Sayidiman Suryohadiprojo Jakarta, 12 Maret 2006 Pendahuluan Dalam perkembangan umat manusia tampak dan terasa sekali bahwa hubungan antara bagian dunia satu sama lain makin dekat. Meskipun pengertian Negara-bangsa (nation state) mengalami perubahan sebagai akibat dari hubungan yang makin dekat itu, namun ia tetap menjadi aktor utama dalam hubungan internasional [1]. Memang Negara-bangsa tidak dapat lepas dari makin besarnya pengaruh yang timbul dari segala perkembangan yang terjadi di dunia. Hal ini mempengaruhi hubungan internasional (foreign relations) yang dilakukan setiap Negara-bangsa. Meskipun pengertian globalisasi (globalization) memperoleh konotasi tertentu yang kurang baik[2] , namun dalam kenyataan memang terjadi satu proses globalisasi, yaitu merapatnya kehidupan umat manusia. Komunikasi yang makin canggih dan maju, dipicu oleh perkembangan teknologi elektronika dan teknologi informasi yang makin cepat dan luas, memungkinkan orang di bagian dunia yang satu berhubungan secara efektif dengan orang lain di bagian read more .....

Mar 8

Sayidiman Suryohadiprojo Setiap musim hujan ada laporan berita tentang kerusakan jalan-jalan darat serta banyaknya tanah longsor yang dapat menutupi atau menghilangkan jalan yang tertimpa. Kalau hal demikian terjadi pada jalan-jalan utama di Jawa, Sumatera dan Sulawesi, maka hal itu menimbulkan halangan dan hambatan transportasi yang mempengaruhi kehidupan banyak orang dan ekonomi daerah tersebut. Pada tahun 1950-an ketika pemerintah menganggap perlu membangun infrastruktur transportasi di pulau-pulau utama, termasuk Jawa, Sumatera dan Sulawesi, ada perdebatan apakah yang akan dibangun di Sumatera satu Sumatera Highway atau Sumatera Railway. Tentu yang paling baik adalah membangun dua-duanya, tetapi itu makan biaya yang besar sekali. Karena itu untuk langkah pertama harus memilih satu di antara dua. Pimpinan TNI-AD melihat bahwa untuk kepentingan strategis, kereta api atau railway lebih penting. Teori mengenai transportasi mengatakan bahwa untuk jarak jauh transportasi air paling ekonomis, diikuti oleh transportasi kereta api dan read more .....

Mar 6

Oleh Sayidiman Suryohadiprojo, Letjen TNI (Purn) Jakarta, 6 Maret 2006 Pendahuluan Negara mana pun memerlukan angkatan bersenjata yang kuat dan efektif untuk menjaga dan mempertahankan kedaulatannya. Hal itu pun berlaku dalam era globalisasi yang mendekatkan negara satu dan lainnya. Untuk itu pemerintah dan rakyat negara itu menyusun angkatan bersenjata yang diperlukan. Angkatan bersenjata terwujud dari kombinasi yang tepat dan harmonis dari unsur manusia atau personil dengan peralatan serta persenjataan atau materiil. Baik unsur personil maupun unsur materiil perlu dalam kondisi yang baik agar dapat menghasilkan kemampuan pertahanan yang diperlukan. Namun demikian, unsur personil masih lebih penting dijamin mutunya karena ialah yang menggunakan dan mengendalikan unsur materiil. Ada yang mengatakan bahwa satu saat tidak diperlukan unsur personil ketika perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi demikian maju sehingga segala gerak dan jalan unsur materiil dapat dilakukan dengan peran robot. Akan tetapi hal itu masih akan jauh read more .....

Jan 30
Tantangan Buat Kaum Ekonom
Admin | 01 30th, 2006 | Opini | No Comments »

Sayidiman Suryohadiprojo Bahwa masa depan Indonesia sangat tergantung pada perkembangan ekonominya bukanlah hal baru. Namun yang selalu dipertanyakan adalah bagaimana perkembangan ekonomi itu berjalan sehingga benar-benar membuat rakyat secara keseluruhan sejahtera dan bangsa menjadi kuat. Inilah tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia dan khususnya kaum ekonomnya yang menjadi aktor utama dalam perkembangan itu. Sebagai bangsa yang menetapkan Pancasila sebagai Dasar Negara perkembangan ekonomi itu harus berjalan sesuai dengan nilai-nilai yang dikandungnya. Sebab itu dirumuskan dalam UUD 1945 fasal 33 bahwa harus dibangun kehidupan yang mewujudkan kesejahteraan rakyat banyak, bukan kesejahteraan bagi segolongan kecil bangsa. Perwujudan fasal 33 itu merupakan tantangan bangsa yang tidak ringan. Masalahnya adalah bahwa dunia sekarang sedang diliputi keadaan yang didominasi paham neoliberalisme. Yang dimaksudkan dengan neoliberalisme adalah satu teori tentang politik ekonomi yang mengemukakan bahwa kehidupan akan berjalan paling baik read more .....

Dec 14

Oleh Sayidiman Suryohadiprojo, Mantan Gubernur Lemhannas MANUSIA Indonesia yang hidup dan tumbuh di alam Indonesia tidak lepas dari pengaruh lingkungannya. Alam Indonesia memungkinkan kehidupan relatif mudah dan ringan dibandingkan dengan kehidupan di alam dengan empat musim. Di alam Indonesia, matahari bersinar sepanjang tahun dengan derajat panas yang tidak banyak beda dari musim satu ke musim lain, yaitu 30 hingga 37 derajat celsius. Berbeda dengan alam empat musim yang terbagi dalam musim panas, musim rontok, musim dingin dan musim semi. Di musim panas dapat dialami cuaca yang panasnya di atas 40 derajat celsius. Sedangkan di musim dingin, cuaca dingin sekali dengan tingkat panas sekitar atau di bawah nol derajat celsius dengan banyak salju. Musim dingin amat membatasi kehidupan manusia. Selain cuaca dingin menimbulkan rasa kurang enak bagi tubuh manusia, jatuhnya salju mengakibatkan hambatan untuk bergerak dan hidup normal. Tanaman tidak dapat tumbuh lagi sehingga me ngurangi bahan makanan manusia. Maka, alam empat musim read more .....

Aug 25
Si Vis Pacem Para Bellum
Admin | 08 25th, 2005 | Buku | 6 Comments »

Membangun Pertahanan Negara Yang Modern dan Efektif Penerbit : Gramedia Pusaka Utama   Harga : Rp. 65.000,- Tebal : 342 Halaman Terbit : Agustus 2005 Kemajuan dan perkembangan cara pikir dan ilmu pengetahuan manusia membuatnya semakin mampu mendalami dan memahami alam semesta. Akan tetapi, hal itu tidak membuatnya mampu meninggalkan sengketa dengan kekerasan dan senjata dengan manusia lain. Perang yang merupakan penggunaan kekerasan untuk menyelesaikan pertentangan antarnegara tetap terjadi, meskipun selalu ada niat untuk meniadakannya dan anjuran yang kuat untuk sebisa mungkin menggunakan cara damai. Setiap bangsa yang ingin menjamin kemerdekaan dan kedaulatan wajib memberikan perhatian besar kepada masalah pertahanan negara dan bersedia melakukan segala usaha untuk mewujudkannya. Fakta menujukkan bahwa bangsa yang paling sedikit mengalami gangguan kedaulatan adalah bangsa yang mampu melakuka pertahanan negara secara efektif. Indonesia, sebagai negara yang cinta damai tetapi jauh lebih cinta kemerdekaan dan read more .....

Aug 25
Sayidiman Luncurkan Buku
Admin | 08 25th, 2005 | Artikel | No Comments »

Kamis, 25 Agustus 2005 Memasuki usia 78 tahun, mantan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Letjen (Purn) Sayidiman Suryohadiprojo meluncurkan buku ke-9 di Jakarta, Rabu (24/8). Buku ke-9 itu berjudul Si Vis Pacem Para Bellum: Membangun Pertahanan Negara yang Modern dan Efektif, terbitan Gramedia Pustaka Utama. Buku itu dibahas mantan Duta Besar untuk Australia Sabam Siagian dan mantan Wagub Lemhannas Laksdya (Purn) Si Putu Ardana. Sayidiman menyatakan, walaupun judul bukunya Si Vis Pacem Para Bellum (barang siapa menginginkan perdamaian harus siap perang), ia tak menganjurkan perang karena akan menimbulkan kesengsaraan baik yang menang apalagi yang kalah. (BUR) Source : http://64.203.71.11/kompas-cetak/0508/25/Politikhukum/1999515.htm read more .....

Aug 24

Rabu, 24/08/2005 22:02 WIB Sirojul Muttaqien – detikNews Jakarta – Peranan sipil dalam pertahanan negara merupakan hal yang sangat penting. Dengan kemajuan zaman yang memaksakan terjadinya perebutan sumber daya, maka ancaman bagi negara makin berpeluang. Untuk itu, Wajib Militer (Wamil) di Indonesia makin serius untuk diberlakukan. Hal ini ditegaskan oleh Letjen (Purn) Sayidiman Suryohadiprodjo, pengarang buku yang berjudul “Si Vis Pacem Para Bellum” di di Hotel Dharmawangsa, Jl Brawijaya, Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu (24/8/2005). “Wamil itu bermanfaat, selain menyalurkan aspirasi masyarakat di TNI, juga akan meningkatkan men power dengan tumbuhnya rasa nasionalisme berbangsa Indonesia,” tandasnya. Acara ini dihadiri mantan Dubes RI untuk Australia Sabam Siagian dan Laksamana Madya TNI Purn Si Putu Ardhana sebagai pembicara. Menhan Juwono Sudarsono, Mantan Wapres Tri Sutrisno, Mantan Panglima TNI Wiranto dan Wakil Ketua Komisi I DPR Sidharto Danusubroto juga berkenan untuk menghadiri acara read more .....

Jun 12

Oleh : Suparlan *) Pendidikan adalah investasi utama satu bangsa. Inti permasalahan pendidikan di Indonesia adalah rendahnya kesadaran pemimpin bangsa terhadap pendidikan dan rendahnya dana yang dialokasikan untuk pendidikan. (Sayidiman Suryohadiprodjo) Pendidikan menaikkan penghasilan keluarga, dan pendidikan kaum wanita pada umumnya memberi dampak bagi terwujudnya keluarga kecil yang lebih sehat, menurunnya angka kematian bayi dan ibu melahirkan, serta memperbaiki gizi anak. Di Afrika, anak-anak yang dilahirkan dari ibu yang tidak berpendidikan mengalami 20% kematian sebelum mencapai usia 5 tahun, sedangkan bagi anak yang ibunya mengalami pendidikan paling sedikit 5 tahun di sekolah, hanya mengalami 12% kematian. Di Brazil, wanita buta huruf rata-rata mempunyai 6 anak, sedangkan bagi wanita yang melek huruf, rata-rata hanya memiliki 2 sampai 3 anak (UNESCO). Adanya tayangan di televisi tentang anak-anak balita yang terkena folio dan busung lapar telah mengingatkan kepada kita bahwa sebagian rakyat di negeri tercinta yang read more .....

May 13

Oleh Sayidiman Suryohadiprojo Pendidikan di luar negeri merupakan bagian yang penting dalam penyelenggaraan pendidikan satu bangsa. Hal itu juga berlaku untuk Indonesia sejak sebelum kemerdekaan hingga sekarang. Banyaknya pemuda Indonesia sekolah di luar negeri ada dampak positif dan negatifnya, baik untuk bangsa secara keseluruhan maupun untuk pribadi masing-masing. Dampak positif adalah bahwa bangsa akan memperoleh tenaga terdidik di sekolah yang baik dan membawa pulang berbagai kemampuan yang bermanfaat bagi bangsa. Kalau yang mengirimkan orangtua atas biaya sendiri, bangsa memperoleh manfaat itu tanpa negara kehilangan dana yang berharga. Kemampuan yang terbentuk di luar negeri, apabila dipilih sekolah yang tepat, akan meningkatkan kemampuan bangsa. Apalagi kalau itu menyangkut disiplin ilmu atau kecakapan teknologi yang belum ada pendidikannya di Indonesia atau sudah ada tetapi belum cukup bermutu. Dampak positif bagi pribadi adalah bahwa ia dibiasakan untuk berada di lingkungan bangsa lain. Apalagi kalau di sekolahnya ia juga read more .....