Oleh Sayidiman Suryohadiprojo DEMOKRASI DI INDONESIA Demokrasi adalah sistem kehidupan yang berkembang sejajar dengan pertumbuhan umat manusia. Pengertian demokrasi secara harfiah adalah pemerintahan yang dikuasai oleh rakyat atau kedaulatan rakyat. Makin maju perkembangan rakyat, makin dikehendaki agar rakyat menjadi penentu nasibnya sendiri. Maka dalam perkembangan umat manusia tumbuhnya demokrasi tidak dapat dicegah dan disangkal. Oleh sebab itu juga dalam kehidupan bangsa Indonesia demokrasi mempunyai peran yang penting sekali. Sejak pergerakan kebangsaan dimulai untuk mencapai kemerdekaan Indonesia telah ada pedoman pada kebanyakan pemimpin pergerakan bahwa dalam negara Indonesia merdeka nanti demokrasi harus berjalan sebagai sistem politiknya. Sebab itu tidak mengherankan bahwa Pancasila yang oleh Bung Karno diajukan sebagai Weltanschauung bangsa Indonesia juga memuat demokrasi sebagai salah satu Sila. Kemudian setelah Indonesia Merdeka demokrasi selalu menjadi subyek yang erat hubungannya dengan kehidupan bangsa dan read more .....
The Jakarta Post , Jakarta | Thu, 11/21/2002 12:00 AM Sayidiman Suryohadiprojo, Former Governor, National Resilience Institute (Lemhanas), Jakarta It is clear that Indonesia badly needs an effective government: A government with a vision of a better Indonesia and with the capability to make it a reality. A government that can bring improvements to the disorder that has accumulated since the economic crisis. The country and the people want more security and are tired of the worsening conditions of crime in the cities, ethnic conflicts, even the dangers on the roads and in trains. As for the Bali tragedy, while it is most devastating, is not the first among the many incidents involving bombs that has disrupted people’s sense of security. Other nations in the region have solved the problems encountered since the economic crisis, but Indonesia is still lagging behind. The flow of outgoing investors is not only an immediate effect of the Oct. 12 tragedy, and of course it is increasing now. Meanwhile, since the activities of read more .....
Oleh Sayidiman Suryohadiprojo UMAT manusia sudah biasa menghadapi persoalan. Akan tetapi rasanya belum pernah kita terlibat dalam begitu banyak persoalan seperti sekarang. Perasaan demikian tidak timbul hanya karena kita sebagai bangsa sedang benar-benar dalam keadaan yang serba terpuruk. Kalau kita mengamati kondisi internasional tidak kurang pula persoalan yang dihadapi dunia. Di antara semua persoalan itu yang paling menonjol dan mempengaruhi perasaan kita adalah banyaknya penggunaan kekerasan untuk memaksakan kehendak atau untuk memperoleh sesuatu untuk memenuhi kepentingan sendiri. Setelah Perang Dunia II selesai kaum idealis Barat memprediksi bahwa tidak akan terjadi perang lagi. Mereka mengira bahwa umat manusia cukup kapok untuk berperang melihat besarnya jumlah korban di semua pihak, baik yang kalah maupun yang menang. Akan tetapi prediksi itu meleset sekali, karena belum ada lima tahun perang berakhir sudah mulai timbul konfrontasi antara Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet yang tadinya bersekutu dalam mengalahkan Jerman read more .....
By Sayidiman Suryohadiprojo Jakarta 16 November 2002 It is clear for every body that Indonesia badly needs an effective government. A government that has a vision of a better Indonesia and has the capability to make it a reality. A government that can bring improvements in the disorder that has accumulated since Indonesia was hit by the economic crisis of 1997. The country and the people want to have more security and are tired of the worsening conditions of criminality in the cities, the ethnic fightings, even the dangers on the roads and trains. And the Bali Tragedy is not the first time, although the most devastating, that bombs have disturbed the security of the people. An effective government is certainly needed to restore the collapsed economy. Other nations in the region have solved the problems encountered since the economic crisis, but Indonesia is still left behind. The flow of outgoing investors is not only a picture after the Bali Tragedy, but of course it is increasing now. That would not be too negative if there is a read more .....
Tantangan budaya yang kita hadapi. Dalam derasnya penetrasi budaya Barat adalah amat menggembirakan bahwa ada cendekiawan Indonesia yang dalam masa Reformasi ini mempunyai keberanian moral untuk tampil dengan pikiran bahwa individu, keluarga dan negara adalah setara. Kiranya individu, keluarga dan negara tidak hanya setara, tetapi juga selaras atau harmonis dalam geraknya. Bagaikan gamelan, yang menghasilkan seni suara yang indah dan laras tanpa ada dirigent atau conductor. Berbeda dengan orkes simfoni Barat yang memerlukan conductor unggul untuk menghasilkan seni musik yang bermutu. Namun pandangan atau sikap budaya itu sedang menghadapi tantangan hebat dalam globalisasi yang sedang melanda umat manusia. Setelah berakhirnya Perang Dingin pihak Barat, khususnya Amerika Serikat, dengan tegas dan jelas memperjuangkan agar the American way menjadi pandangan hidup seluruh umat manusia. Melalui politik luar negeri yang mengedepankan demokrasi liberal, pasar bebas dan hak azasi manusia, AS meyakinkan semua pihak di dunia bahwa read more .....
Oleh Sayidiman Suryohadiprojo Kondisi bangsa Indonesia dewasa ini jauh dari sila Persatuan Indonesia sebagaimana tercantum dalam Dasar Negara Panca Sila. Di Maluku dan Sulawesi Tengah bangsa kita berkelahi saling membunuh dengan menggunakan faktor agama sebagai alasan. Di Aceh ada sekumpulan orang yang menamakan diri Gerakan Aceh Merdeka dan menggunakan kekerasan untuk memaksakan kehendaknya. Belum lama berselang terjadi serangan suku Dayak disertai kekerasan terhadap pendatang Madura di Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan. Belum pernah dalam sejarah Indonesia kita mengalami retaknya persatuan bangsa seperti sekarang. Nampaknya sekarang orang Indonesia mementingkan dirinya pribadi dari pada mengusahakan hidup bersatu dengan orang lain, dan juga kurang bersedia memperhatikan kepentingan umum apalagi kepentingan orang lain. Itu juga nampak dalam kehidupan masyarakat yang kondisinya relatif aman, seperti Jawa. Di Jakarta kita melihat perilaku kaum politik yang duduk dalam DPR yang dipilih untuk mewakili rakyat, tetapi lebih banyak read more .....