Oleh Sayidiman Suryohadiprojo Banyak orang mengeluh bahwa Reformasi sedang mengalami stagnasi. Pada pandangan pertama hal itu disebabkan oleh pimpinan Negara yang kurang dapat menjalankan kepemimpinan dan manajemen nasional secara efektif. Pandangan demikian mempunyai kebenaran karena dalam kenyataan kondisi negara makin semrawut. Karena belum dapat ditegakkan kekuasaan hukum dan Polisi yang diserahi menjaga keamanan dan ketertiban kurang berfungsi baik, maka banyak pihak main hakim sendiri. Juga belum terlihat bahaya disintegrasi bangsa dapat dipatahkan secara memuaskan. Bukannya KKN diakhiri malahan penguasa baru sudah terjun sendiri dalam KKN. Meskipun Kepala Negara dan pejabat ekonomi mengatakan bahwa sudah terjadi perbaikan ekonomi yang dibuktikan dengan peningkatan ekspor, namun dalam kenyataan kehidupan sehari-hari bagi rakyat umumnya tetap berat dan makin memusingkan. Akan tetapi kalau kita berpikir lebih dalam akan kita temukan masalah yang lebih mendasar dari pada itu. Sejak dimulainya Reformasi titik berat diletakkan read more .....
Pada tanggal 5 Oktober 2000 TNI tepat berusia 55 tahun. Dalam perjalanan sejarahnya TNI telah mengalami banyak sekali peristiwa, baik yang menyenangkan maupun yang kurang menggembirakan, baik yang bersifat sukses maupun yang menunjukkan kegagalan. Tidak banyak organisasi tentara di dunia yang mempunyai sejarah yang demikian penuh dengan aneka kejadian. Apalagi yang mulai eksistensinya sebagai organisasi perjuangan untuk merebut dan menegakkan kemerdekaan bangsanya. Namun pada usianya yang ke 55 TNI sedang mengalami kesedihan yang amat dalam. Sejak tahun 1998 tidak habis-habisnya TNI dihujat dari kiri dan kanan, dari depan dan belakang, atas sikap dan perilakunya selama 30 tahun terakhir. Sudah jelas bahwa TNI dikecam habis-habisan oleh lawannya yang memang sejak permulaan tidak menghendaki kelanjutan eksistensi TNI. Mereka tahu bahwa selama ada TNI mereka tidak dapat membuat Republik Indonesia sesuai dengan keinginan mereka. Akan tetapi TNI juga diserang secara pedas oleh pihak yang semula merupakan kawannya. Bahkan kecaman dan read more .....
Oleh Sayidiman Suryohadiprojo Perasaan kecewa meliputi banyak orang Indonesia dewasa ini. Semula dikira bahwa setelah ada pemerintahan yang berlegitimasi , yaitu dipilih secara konstitusional dan demokratis, segala persoalan yang disebabkan oleh Krisis Ekonomi dapat diatasi. Bahkan lebih dari itu, karena Reformasi yang dimulai pada tahun 1998 mempunyai agenda yang jauh lebih luas dari pemecahan masalah ekonomi. Yang paling banyak menjadi tuntutan adalah hapusnya KKN, berkembangnya demokrasi politik dan ekonomi serta tegaknya kekuasaan hukum. Ini semua diharapkan penyelenggaraannya, atau setidak-tidaknya nampak momentum gerak menuju tuntutan itu. Namun setelah pemerintah Abdurrachman Wahid berjalan lebih dari 6 bulan, tidak dilihat adanya perkembangan yang cukup memuaskan orang banyak. Kondisi ekonomi tidak kunjung membaik sekalipun seluruh dunia Barat dengan dipelopori AS memberikan dukungan kepada pemerintah ini. Penegakan kekuasaan hukum belum terasa. Malahan ada indikasi bahwa KKN rebak kembali. Untuk kesekian kalinya kita read more .....
Oleh Sayidiman Suryohadiprojo Sesuai dengan Sapta Marga TNI adalah pendukung dan pembela Panca Sila. Karena salah satu nilai dalam Panca Sila adalah kerakyatan atau demokrasi, maka TNI adalah pendukung dan pembela sistem politik demokrasi di Indonesia. Atas dasar itu TNI menyetujui sistem pemerintahan yang dipegang dan dipimpin oleh pejabat yang dipilih rakyat. Atau pemerintahan yang dipimpin kaum politik atau sipil. Pemerintahan disusun dalam Departemen Pemerintahan dipimpin Menteri yang merupakan jabatan politik. Kepemimpinan politik mempunyai tanggungjawab pemerintahan tetapi memerlukan kaum profesional/birokrat untuk merealisasikan dan mengsukseskan program pemerintah. Kaum profesional dipimpin kepemimpinan profesional yang ada di bawah dan bertanggungjawab kepada pimpinan Departemen atau kepemimpinan politik. Akan tetapi untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan departemen yang efektif dan berhasil harus ada hubungan harmonis antara kepemimpinan politik dan kepemimpinan profesional. Untuk memperoleh hasil kerja kaum profesional read more .....
Oleh Sayidiman Suryohadiprojo PENDAHULUAN Sejak mendirikan Tamansiswa Ki Hadjar Dewantara menggunakan Kebudayaan dan Pendidikan sebagai sarana utama berpartisipasi dalam perjuangan nasional untuk mencapai kemerdekaan bangsa. Dengan landasan itu Tamansiswa berhasil sangat positif dalam mempersiapkan kemerdekaan. Tidak sedikit anggota Tamansiswa yang turut aktif dalam perjuangan kemerdekaan dan memberikan sumbangan yang amat berharga. Memang tidak hanya faktor politik yang dapat digunakan untuk mewujudkan perjuangan nasional. Bahkan faktor kebudayaan dan pendidikan dapat memberikan landasan yang lebih kokoh dan tahan lama serta menghasilkan kepemimpinan sebagaimana dibuktikan dalam sejarah perjuangan Indonesia. Ki Hadjar Dewantara menjadi pemimpin perjuangan nasional dengan landasan itu. Secara tepat beliau kemudian dinobatkan menjadi Bapak Pendidikan Indonesia. Dan perumusan tentang kebudayaan Indonesia yang tercantum dalam UUD Dasar 1945 adalah sesuai dengan konsep pemikiran beliau pula. Oleh sebab itu adalah semestinya kalau read more .....
Oleh Sayidiman Suryohadiprojo Pendahuluan Perjuangan setiap bangsa mengalami pasang surut, demikian pula perjuangan bangsa Indonesia. Dewasa ini perjuangan bangsa Indonesia sedang dalam tahap surut yang bukan main dalamnya. Di dalam negeri terjadi perpecahan yang cukup gawat, sedangkan dari luar negeri terjadi gangguan dan bahkan ancaman bertubi-tubi sekalipun tidak dalam bentuk fisik murni. Kita mencanangkan perlunya Reformasi di segala bidang kehidupan yang memang sudah lama diperlukan untuk membawa perjuangan bangsa kembali ke jalur yang semestinya untuk mengarah kepada tujuan nasional kita. Namun dalam Reformasi itu tidak selalu kita dapat mengendalikan perkembangan yang terjadi. Sebagaimana jalannya pendulum, kalau sebelum Reformasi letak pendulum terlalu jauh ke kanan akibat kepemimpinan nasional yang terlalu berpegang pada faktor kekuasaan, sekarang dalam Reformasi dan adanya kebebasan pendulum itu bergerak terlalu jauh ke kiri. Seakan-akan kebebasan mengakibatkan kehidupan demokrasi yang kebablasan sehingga juga merugikan read more .....
Oleh Sayidiman Suryohadiprojo Dalam kehidupan ummat manusia sekarang faktor mutu sangat besar perannya. Meskipun faktor jumlah juga penting, namun terbukti bahwa faktor mutu menjadi lebih dominan . Perkembangan ini berpengaruh kepada eksistensi ummat Islam Indonesia yang sekarang dikenal sebagai golongan yang terbanyak dalam keseluruhan penduduk Indonesia. Karena jumlah ummat Islamnya, maka Indonesia menjadi negara dengan penduduk Islam terbanyak di dunia. Karena dua hal itu maka kondisi ummat Islam Indonesia berpengaruh besar kepada bangsa Indonesia secara keseluruhan dan sekali gus juga kepada kondisi dan perkembangan ummat Islam pada umumnya. Namun dengan jumlah yang banyak itu ummat Islam Indonesia tidak dengan sendirinya memberikan dampak positif. Diperlukan mutu yang cukup berbobot agar jumlah yang banyak itu berdampak demikian. Sebaliknya, apabila mutu ummat Islam Indonesia kurang berbobot jumlah yang besar itu belum tentu dapat menyamai, apalagi mengungguli, perkembangan dan kondisi pihak lain yang jauh lebih kecil read more .....
Oleh Sayidiman Suryohadiprojo, Let.Jen. TNI (Purn) PENDAHULUAN Penyelenggaraan seminar tentang Pemberdayaan Teknologi dan Industri dalam rangka kemandirian Pertahanan Nasional yang diadakan hari ini sebenarnya sudah harus dilakukan jauh sebelumnya. Kita mengucap syukur bahwa akhirnya pimpinan Departemen Pertahanan menyadari pentingnya teknologi dalam pertahanan negara. Ketika menanggapi RUU tentang Pertahanan Nasional dalam pertemuan yang diadakan Departemen Pertahanan sudah saya kemukakan bahwa harus ada peran teknologi yang lebih signifikan dalam penyusunan Pertahanan Nasional dibandingkan masa lalu. Dan itu harus jelas dalam UU Pertahanan Nasional yang akan datang. Perkembangan umat manusia menunjukkan peran ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin luas dan mendalam di setiap aspek kehidupan. Hal itu disebabkan karena manusia makin mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Juga dalam bidang militer hal itu terjadi. Sebagaimana dikemukakan Andrew Krepinevich telah terjadi 10 perubahan besar dalam dunia militer selama read more .....