Aug 27

Sinar Harapan, Rabu, 27 Agustus 2008 Artikel ditulis oleh Tutut Herlina Jakarta-Sejumlah kekuatan asing yang ingin menguasai dunia telah menyebabkan Indonesia kehilangan jati diri bangsa. Keberadaan mereka akan terus mengancam dan tidak ingin Indonesia memiliki keuntungan. Demikian mantan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Sayidiman Suryohadiprodjo. Namun, hal itu tidak pernah disadari dan sebaliknya banyak pemimpin negeri ini yang bangga hanya dengan ujian “manipulatif” asing. Menurutnya, pengetahuan teknis saja tidaklah cukup tanpa semangat kebangsaan yang kuat. Perbedaan etnis, agama dan hubungan pusat dan daerah harus dijaga sehingga tetap harmonis dalam bingkai NKRI. Jika semua ini ditinggalkan, negeri nusantara yang proses kemerdekaanya mengorbankan banyak nyawa hanya melahirkan sebuah bangsa yang menjadi pion kekuatan asing. Sayidiman mengatakan itu, dalam diskusi yang digelar Partai Keadilan Sejahtera dengan tema “Nasionalisme di Tengah Arus Perubahan” di Jakarta, Selasa (26/8). Acara read more .....

Aug 26

Sayidiman Suryohadiprojo Semangat Kebangsaan menciptakan Negara Merdeka dan Berdaulat Adalah karena Semangat Kebangsaan rakyat yang Indonesia berhasil keluar dari penjajahan bangsa lain dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia yang Merdeka dan Berdaulat. Sejarah membuktikan bahwa mereka yang tidak ber-Semangat Kebangsaan tetap berada dalam penjajahan sekalipun seakan-akan mereka hidup dalam satu negara mereka sendiri. Semangat Kebangsaan itu timbul di dada rakyat dan khususnya para pemuda karena mengalami kehidupan yang hina dan sengsara dibandingkan rakyat yang hidup di satu negara merdeka. Lebih-lebih lagi merasakan perbedaan yang amat mencolok dalam kehidupan pihak yang dijajah dan yang menjajah, baik penjajah itu Belanda, Inggeris maupun Jepang. Perasaan itu memuncak dan menggelora menjadi semangat yang tidak sudi lagi dijajah oleh siapa pun juga. Terwujudlah Semangat Kebangsaan yang mendorong perjuangan merebut kemerdekaan didahului dengan Proklamasi Kemerdekaan oleh Sukarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia pada 17 read more .....

Aug 15

Oleh Sayidiman Suryohadiprojo Pendahuluan Sejak bangsa Indonesia mencapai kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945 selalu menjadi pertanyaan bagaimana sistem pemerintahan yang tepat dan paling bermanfaat baginya. Dengan kemudian dirumuskannya Pancasila sebagai Filsafah dan Pandangan Hidup Bangsa serta Dasar Negara Republik Indonesia, mulai jelas apa yang menjadi Tujuan Bangsa. Hal ini makin tegas setelah dirumuskan dan disetujui Undang-Undang Dasar 1945 pada 18 Agustus 1945. Dengan begitu juga jelas sistem pemerintahan apa yang tepat dan bermanfaat bagi bangsa kita. Secara umum dapat dikatakan bahwa Demokrasi adalah sistem politik yang memungkinkan semua warga bangsa mempunyai kesempatan mewujudkan aspirasinya. Dalam sejarah umat manusia tampak bahwa demokrasi berkembang sesuai dengan kondisi bangsa yang bersangkutan, termasuk nilai budayanya, pandangan hidupnya serta adat-istiadatnya. Dengan begitu tiap-tiap bangsa mempunyai caranya sendiri mewujudkan demokrasi. Antara lain tampak bahwa sekalipun bangsa-bangsa Eropa Barat mempunyai read more .....

Aug 5

Oleh Sayidiman Suryohadiprojo Jakarta, 5 Agustus 2008  PENDAHULUAN Adalah penting sekali bahwa Pancasila menjadi kenyataan di Bumi Indonesia, bukan terus saja hanya menjadi semboyan atau slogan belaka. Untuk mencapai itu di masa sekarang bukan hal yang mudah karena besarnya perbedaan antara kondisi Negara sekarang dengan yang dikehendaki Pancasila. Ada golongan-golongan yang amat berkepentingan kondisi Negara sekarang tidak berubah. Mereka telah menikmati banyak keuntungan dalam kondisi sekarang dan pasti akan mempertahankannya. Mereka tidak banyak peduli bahwa Rakyat tidak kunjung membaik kesejahteraannya, asalkan mereka sendiri memperoleh banyak manfaat. Adalah mereka pula yang telah mengadakan amandemen terhadap UUD 1945 sehingga sekarang tidak lagi menjadi ketentuan hukum yang hendak menjadikan Pancasila kenyataan. Sebaliknya, UUD 1945 setelah dirobah melalui amandemen itu telah menjadi konstitusi yang menegakkan masyarakat berdasarkan individualisme-liberalisme. Sebab itu, untuk menegakkan Pancasila di Indonesia harus read more .....

Aug 3

Satu Uraian Singkat Oleh Sayidiman Suryohadiprojo Pendahuluan Waktu ini nampak meningkat keinginan masyarakat untuk menegakkan kembali Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa dan Dasar Negara RI. Hal itu sangat menggembirakan mengingat kuatnya usaha pihak-pihak tertentu di dalam maupun luar negeri, yang ingin menghilangkan Pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia. Namun demikian, masih menjadi pertanyaan apakah semua orang yang ingin Pancasila tegak kembali, mengetahui inti pikiran Pancasila dan perbedaannya dengan cara berpikir Barat. Tulisan ini bermaksud menguraikan secara singkat hal-hal itu. Pikiran Barat Sejak terjadi Renaissance di Eropa pada abad ke 14, pikiran Barat sangat berpangkal pada peran Manusia sebagai Individu dalam kehidupan. Dunia Barat memandang Individu sebagai mahluk yang lahir dengan kebebasan penuh dan sama satu dengan yang lain (Men are created Free and Equal). Kebebasan itu memberikan kepadanya hak untuk mencapai segala hal yang diinginkan. Ia hidup terpisah satu sama lain, masing-masing dilengkapi read more .....