Sayidiman Suryohadiprojo Papua telah menjadi masalah bagi Indonesia. Dalam masalah yag rumit itu Freeport termasuk titik sentral yang amat penting. Kita tak akan mengungkit-ungkit berbagai kesalahan yang telah terjadi di masa lalu yang menyebabkan timbulnya persoalan ini. Tulisan ini memberikan alternatif bertindak untuk mengatasi masalah itu. Sebab berkembangnya masalah ini dapat sangat merugikan berlanjutnya NKRI. Masalah Papua utama adalah kehendak untuk membentuk Papua Merdeka. Meskipun seakan-akan ini kehendak mayoritas penduduk Papua, namun dalam kenyataan hal itu hanya pikiran satu kelompok minoritas. Tapi minoritas ini bersuara keras dan dengan begitu dapat membentuk dukungan dari luar negeri yang memungkinkannya untuk terus berkembang. Meskipun banyak negara menyatakan secara terbuka bahwa mereka tidak mau mengganggu integritas dan kedaulatan NKRI, namun itu sering hanya pernyataan pemerintah negara-negara itu. Terdapat kalangan lain yang amat berkepentingan dengan perubahan di Papua yang dapat menguntungkannya. Freeport read more .....
Sayidiman Suryohadiprojo Sudah sejak beberapa tahun lalu Israel amat berambisi menyerang Iran untuk menghancurkan usaha negara itu membangun kemampuan nuklir. Israel amat khawatir bahwa Iran dengan kemampuan nuklir strategis akan mengakhiri dominasi Israel atas dunia Arab. Para pemimpin Israel garis keras yang sekarang memimpin negara itu berpikir bahwa lebih baik menyerang Iran secepat mungkin sebelum ia mampu membangun senjata nuklir. Akan tetapi hingga belum lama berselang AS selalu menahan Israel karena khawatir akan menyebabkan reaksi internasional yang merugikan. Semua pihak tahu bahwa AS tidak dapat pisah dari Israel dan melihat serangan Israel sebagai usaha AS juga. Akan tetapi belakangan ini nampak amat berkurang penolakan AS terhadap kehendak Israel. Malahan sekarang Inggeris turut bicara tentang serangan ke Iran. Laporan Badan Nuklir Internasional (IAEA) minggu ini makin memperkuat keyakinan mereka bahwa memang Iran sudah pada tahap mampu membuat senjata nuklir. Namun pimpinan negara-negara Eropa seperti Russia dan read more .....
Sayidiman Suryohadiprojo Menjadi tantangan bangsa Indonesia untuk menghasilkan Kepemimpinan Nasional yang berambisi kuat menjadikan kesejahteraan rakyat kenyataan. Sebab Pancasila yang menjadi Dasar Negara Republik Indonesia menentukan perlunya Keadilan Sosial dalam kehidupan bangsa Indonesia. Dan Keadilan Sosial itu tak mungkin terwujud tanpa ada kesejahteraan rakyat yang membawa kemakmuran dan kemajuan dalam kehidupan bangsa. Namun dalam kenyataan sejak Indonesia Merdeka belum pernah ada Kepemimpinan Nasional yang mewujudkan itu. Bung Karno, Presiden RI yang pertama, sebagai Penggali Pancasila memang brilyan dalam gerak politiknya, tetapi tidak berminat sama sekali untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat kecuali dalam orasinya. Malahan kepemimpinannya berakhir dengan inflasi melebihi 600 persen serta kondisi sandang-pangan rakyat yang sengsara. Pak Harto, Presiden kedua, bermula dengan baik untuk memperbaiki kehidupan rakyat, tapi kemudian tak dapat mencegah ekonomi Indonesia dikuasai IMF dan pembantu-pembantu ekonominya yang read more .....
Sayidiman Suryohadiprojo Anggota TNI dan khususnya para Perwiranya terikat oleh Saptamarga sebagai Etika TNI. Makin tinggi pangkatnya makin kuat dan luas tanggungjawab pelaksanaannya. Orang yang benar-benar TNI tidak dibatasi masa aktif atau pensiun, kalau ia sungguh-sungguh berjiwa TNI. Dalam hubungan itu kita lihat posisi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintah RI. Para anggota TNI umumnya sesuai esprit de corps tentu ingin melihat SBY menjabat Presiden RI sampai tahun 2014 ketika masa jabatannya berakhir. Akan tetapi para anggota TNI sesuai Saptamarga juga tidak pernah melupakan kesetiaan dan cintanya kepada Tanah Air dan Bangsa Indonesia. Adalah kenyataan bahwa Tanah Air dan Bangsa sedang diliputi persoalan berat yang membuatnya makiin berantakan. Korupsi makin merajalela di semua lapisan masyarakat. Kriminalitas makin merusak dan membahayakan kehidupan dan Radikalisme membuat kehidupan bangsa makin jauh dari azas Gotong Royong. Dan read more .....
Sayidiman Suryohadiprojo Tulisan ini saya buat pada tanggal 1 Juni 2011 yang merupakan hari ulang tahunnya Pancasila yang ke 66. Pada 1 Juni 1945 Bung Karno atau Ir. Sukarno menyampaikan pendapat kepada Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Ia berpendapat bahwa Negara Indonesia Merdeka yang akan dibentuk harus mempunyai fundamen yang kokoh berupa satu philosophische grondslag atau landasan filosofis. Kemudian Bung Karno mengemukakan bahwa landasan filosofis itu terdiri dari 5 pokok, yaitu Kebangsaan Indonesia atau Nasionalisme, Kemanusiaan atau Internasionalisme, Mufakat atau Demokrasi, Kesejahteraan Sosial dan Ketuhanan Yang Maha Esa. Bung Karno mengatakan bahwa 5 pokok itu terdapat dalam kehidupan seluruh bangsa Indonesia sejak dahulu kala. Menjadikan hal itu fundamen bagi Negara Indonesia Merdeka akan membuat Negara itu kokoh kuat dan hidup sepanjang zaman. Bung Karno menamakan 5 pokok itu Panca Sila. Pimpinan dan para anggota BPUPKI menerima usul Bung Karno dan sepakat menjadikan Panca Sila read more .....
Sayidiman Suryohadiprojo Bangsa Indonesia Bangsa Indonesia terbentuk menjadi kenyataan ketika Ir Soekarno dan Drs. Mohamad Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945. Akan tetapi terwujudnya kebangsaan Indonesia sudah jauh lebih dulu, yaitu ketika dalam Kongres Pemuda Indonesia Kedua pada 28 Oktober 1928 para pemuda Indonesia menyatakan Sumpah Pemuda. Para pemuda Indonesia pada saat itu menyatakan bahwa kita berbangsa satu, Bangsa Indonesia. Versi asli Sumpah Pemuda itu adalah : : Pertama : Kami poetera dan poeteri Indonesia mengakoe bertoempah darah jang satu, tanah Indonesia Kedua : Kami poetera dan poeteri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia Ketiga : Kami poetera dan poeteri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia. Dalam Kongres itu juga dinyatakan adanya Lagu Kebangsaan Indonesia Raya ciptaan W.R Supratman yang ketika memainkan lagu itu dengan biola dan belum ada kata-katanya. Sejak saat itu bangsa Indonesia telah tumbuh makin matang melalui read more .....
Sayidiman Suryohadiprojo Usaha China di Afrika Sebelum terjadi pergolakan di Afrika ada kekhawtiran kuat di kalangan pemimpin AS bahwa pengaruh China makin kuat di benua Afrika. Diplomasi China unttuk mendukung usahanya membangun suplai minyak dari seluruh dunia telah berhasil merebut pengaruh di banyak negara penghasil minyak bumi, termasuk di Afrika, Amerika Latin dan Asia Tengah. Dalam buku tulisan Stefan Halper bertjudul The Beijing Consensus (Basic Books 2010) penulisnya mengemukakan bahwa diplomasi China tidak hanya berhasil menjamin suplai minyak dari berbagai sudut dunia, tetapi cara pendekatannya amat menarik para penguasa Amerika Latin dan Afrika sehingga dapat membangun pengaruh China yang dapat mendesak AS keluar dari bagian dunia itu. Yang terutama amat dikhawatirkan AS adalah makin kuatnya pengaruh China di Afrika. China memberikan bantuan dalam berbagai bentuk kepada negara-negara itu tanpa mempersoalkan sistem politiknya. Juga tanpa mendesak negara itu menggunakan cara dan pandangan China. Bantuan China yang tidak read more .....
Sayidiman Suryohadiprojo Serangan militer Koalisi Barat terhadap Libya yang dipimpin Muamar Khadafi menghangatkan kembali masalah Perang Asimettri (Asymmetric Warfare).. Apa Perang Asimmetri ? Ini adalah satu pengertian relatif baru dalam Ilmu Perang dan artinya adalah Perang antara belligerent atau pihak-pihak berperang yang kekuatan militernya sangat berbeda. Akibat dari perbedaan besar dalam kekuatan militer itu digunakan strategi dan taktik yang juga berbeda, khususnya oleh pihak lemah. Pihak yang relatif lemah kekuatan militernya, apabila ada pimpinan yang cerdas, tidak melakukan perlawanan konvensional sebab pasti amat sulit dan berat menghadapi keunggulan lawannya. Maka ia melakukan perlawanan non-konvensional (unconventional warfare) yang dapat mengkompensasi kelemahannya. Perang Kemerdekaan bangsa Indonesia terhadap Belanda dan Perang Vietnam ketika bangsa Vietnam menghadapi Perancis dan AS adalah contoh jelas dari perang asimmetri. Pengertian ini ditimbulkan oleh seorang Amerika Andrew R. Mack dalam bukunya Why Big read more .....
Sayidiman Suryohadiprojo Keberhasilan Pancasila dibuktikan melalui Kegunaannya Keberhasilan Pancasila hanya akan tercapai kalau Pancasila menjadi kenyataan dalam kehidupan bangsa. Selama Pancasila hanya wacana, teori atau omongan belaka ia tidak akan mungkin menjadi keberhasilan. Baik keberhasilan yang diakui masyarakat umat manusia maupun masyarakat Indonesia sendiri. Menjadikan Pancasila satu kenyataan perlu untuk membuktikan kegunaannya bagi Rakyat Indonesia. Dengan begitu Rakyat tidak hanya yakin kepada kebenaran Pancasila karena diwariskan oleh para Pendidi Bangsa, tetapi juga karena hidup dengan dasar Pancasila memberikan kebahagiaan kepada Rakyat.. Sekali gus kuatnya keyakinan Rakyat Indonesia akan kebenaran Pancasila merupakan rintangan amat berat bagi pihak-pihak yang mau menggantikan Pancasila dengan ideologi mereka, baik itu individualisme-liberalisme, radikal Islam atau pandangan hidup mana pun. Untuk menjadikan Pancasila kenyataan dalam kehidupan bangsa Indonesia Konstitusi sebagai satu tonggak kehidupan bangsa harus read more .....
Sayidiman Suryohadiprojo Para pemimpin negara kita dan sementara kaum politik suka menyatakan kebanggaannya bahwa Republik Indonesia telah menjadi Negara Demokrasi ketiga di dunia, di belakang Amerika Serikat dan India yang penduduknya lebih banyak. Tepatkah kebanggaan itu ? Untuk menjawab pertanyaan itu perlu lebih dahulu kita tetapkan apa yang dimaksudkan dengan Demokrasi. Menurut Webster’s College Dictionary Demokrasi adalah satu bentuk pemerintahan yang kekuasaan utamanya ada di tangan Rakyat. (terjemahan) Namun pengertian Demokrasi yang universal ini, dilaksanakan tidak sama di berbagai Negara di dunia.. Bangsa-bangsa melaksanakan Demokrasi sesuai dengan pikiran dan perasaan yang hidup di bangsa itu. Maka yang beda filsafah hidupnya tentu juga beda melaksanakan Demokrasi. Malahan tidak sedikit bangsa Barat dengan filsafah hidup sama, yaitu Individualisme-Liberalisme, toh beda melaksanakan Demokrasi karena pengaruh sejarah dan kepribadian masing-masing, seperti perbedaan antara Inggeris dan Perancis Itu berarti bahwa kurang read more .....