Dec 18

Sayidiman Suryohadiprojo Tiba-tiba di pagi hari ini, tanggal 18 Desember 2014, timbul kenangan pada Long March Siliwangi 66 tahun lalu, Jalan Jauh dari Jawa Tengah ke Jawa Barat yang dilakukan pasukan Siliwangi. Karena Persetujuan Renville pasukan Siliwangi pada tahun 1947 harus meninggalkan Jawa Barat untuk hijrah ke Jawa Tengah. Keputusan itu menimbulkan banyak persoalan dan kesulitan bagi pasukan Siliwangi dan keluarganya yang tak mau ditinggalkan di Jawa Barat. Sebab itu semua ingin kembali ke kampong halamannya di Jawa Barat. Hal itu menjadi kenyataan ketika ada perkembangan dalam sengketa RI – Belanda sehingga Persetujuan Renville otomatis batal. Perkembangan itu timbul ketika jenderal Spoor sebagai pimpinan tentara Belanda pada 18 Desember 1948 fajar mendaratkan pasukannya di Pangkalan Udara Maguwo (sekarang Adi Sucipto). Serangan tentara Belanda menjadi awal dari Perang Kemerdekaan Kedua bagi bangsa Indonesia, khususnya untuk TNI. Sebenarnya pimpinan TNI sejak semula yakin bahwa Belanda tidak mau membiarkan Republik read more .....

Jul 18

LAIN KENYATAAN DARI HARAPAN Pada tanggal 20 Oktober 1999 Indonesia mendapat Presiden ke-empat, yaitu Kyai Haji Abdurrahman Wahid yang dipilih oleh Sidang Umum MPR, mengalahkan Megawati Soekarnoputri dengan 373 lawan 313 suara. K.H. Abdurrahman Wahid yang lahir pada tahun 1940 adalah Ketua Umum Nahdlatul Ulama (NU) dan pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ayah Abdurrahman Wahid adalah almarhum K.H. Wahid Hasyim, sedangkan ayah K.H. Wahid Hasyim dan kakek Abdurrahman Wahid adalah almarhum K.H. Hasyim Asy’ari, pendiri Pondok Pesantren Tebu Ireng di Jombang, Jawa Timur, dan juga pendiri organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU) . Karena anak laki-laki pimpinan pesantren Jawa Timur biasa disebut Gus untuk membedakan mereka dari santri lain, maka Abdurrahman Wahid lazim disebut Gus Dur. Sebagai seorang pemimpin Islam Abdurrahman Wahid termasuk orang yang berpikiran liberal dan suka kepada pemikiran Barat. Ia mempunyai minat besar kepada kebudayaan, termasuk kebudayaan Barat. Pikirannya yang liberal itu membuatnya untuk bersikap read more .....

Apr 17

Sayidiman Suryohadiprojo Kita telah memasuki Tahun Baru 2014 yang akan penuh dengan tantangan berat pada tingkat nasional maupun internasional. Pada tingkat nasional kita akan melakukan Pemilihan Umum dan Pemilihan Presiden RI yang akan besar sekali pengaruhnya bagi Indonesia di masa depan. Pada tingkat internasional dinamika politik dan ekonomi yang tinggi di seluruh dunia mempunyai dampak yang tidak sederhana bagi bangsa Indonesia. Menghadapi berbagai tantangan itu adalah sangat penting bangsa Indonesia hidup dengan Sistem yang tepat. Selain itu Sistem tersebut perlu dihasilkan dan digerakkan Manusia yang tepat pula. Tidak ada perdebatan mana yang lebih penting, Sistem atau Manusia, seperti masih sering terjadi di masyarakat intelektual kita. Kita perlukan Sistem yang tepat agar kita dapat menentukan pilihan-pilihan yang sesuai dengan keperluan bangsa kita, dan agar keputusan berdasarkan pilihan itu dapat berjalan tepat pula. Selama kita menentukan bahwa Dasar Negara kita Pancasila, maka Sistem yang harus ada dan berkembang di read more .....

Mar 31

Sayidiman Suryohadiprojo PENDAHULUAN Adalah penting sekali bahwa Pancasila menjadi kenyataan di Bumi Indonesia, bukan terus saja hanya menjadi semboyan atau slogan belaka. Pancasila penting sekali untuk bangsa Indonesia dan NKRI karena ia adalah Jati Diri bangsa Indonesia. Sebab sebagaimana dikatakan Bung Karno, Proklamator NKRI dan yang mengajukan konsep Pancsila dalam Sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) pada tanggal 1 Juni 1945, beliau bukan perumus Pancasila melainkan beliau telah menggali Pancasila dari akar-akar kehidupan bangsa Indonesia ketika mencari dasar yang tepat untuk negara yang akan dibangun. Karena berasal dari akar-akar kehidupan bangsa, maka Pancasila adalah Jati Diri bangsa Indonesia. Negara yang berdiri atas dasar atau fundamen Jati Dirinya akan eksis sepanjang zaman. Akan tetapi itu memerlukan Pancasila menjadi kenyataan dalam kehidupan bangsa, tidak cukup hanya dibicarakan atau menjadi semboyan belaka. Untuk mencapai itu di masa sekarang bukan hal yang mudah karena besarnya perbedaan read more .....

Mar 30

Letjen TNI (Purn) Sayidman Suryohadiprojo   I. Pendahuluan. Surat yang dikeluarkan oleh Pimpinan Markas Besar Tentara di Yogyakarta yaitu Letjen Oerip Soemohardjo, pada tanggal 31 Oktober 1945 adalah awal adannya Akademi Militer (Akmil) di lingkungan Republik Indonesia. Sebagai akibat dari surat tersebut, maka diadakan pengumuman kepada para Pemuda terutama di lingkungan Yogyakarta. Oleh karena pada saat itu sedang ada Kongres Pemuda Indonesia maka di Yogyakarta berkumpul pemuda dari seluruh Indonesia. Dengan demikian ada kesempatan bagi pemuda-pemuda dari Republik Indonesia yang luas menjadi Taruna Akademi Militer. Pada akhir November 1945, diadakan tes ujian masuk yaitu tes jasmani dan wawancara yang menentukan siapa yang diterima di Akmil Yogyakarta. Pada akhir November 1945 pendidikan militer Akmil Yogyakarta dimulai. Inilah Angkatan Pertama Akmil Yogyakarta. Pada tahun 1946 kembali diadakan penerimaan untuk menjadi Taruna Akmil Yogyakarta yang merupakan Angkatan Kedua dari Akmil Yogyakarta. Pada saat itu di Malang dibuka read more .....

Jan 6

Sayidiman Suryohadiprojo Terbukti bahwa Globalisasi dan segala macam Internasionalisme tidak dapat meniadakan eksistensi Bangsa dalam kehidupan umat manusia. Sebab itu Bangsa Indonesia yang lahir dalam Sumpah Pemuda tahun 1928 dan dinyatakan kemerdekaan dan kedaulatannya pada 17 Agustus 1945 harus selalu kita bina eksistensinya melalui perjuangan kebangsaan yang penuh semangat. Kebangsaan Indonesia tidak dapat lepas dari Dasar Negara Pancasila yang juga Jati Diri bangsa. Menurut Bung Karno yang menggali Pancasila dari akar kehidupan bangsa, kebangsaan Indonesia harus hidup dan berkembang dalam taman sari Internasionalisme. Itu berarti bahwa kebangsaan Indonesia selalu mengusahakan harmoni dengan bangsa-bangsa lain untuk mewujudkan umat manusia yang aman damai dan sejahtera lahir batin. Kebangsaan Indonesia bukan hendak mendominasi bangsa lain seperti yang dilakukan terutama bangsa-bangsa Barat hingga kini. Namun untuk dapat mewujudkan harmoni dengan bangsa lain bangsa Indonesia harus kuat, maju dan sejahtera. Bangsa yang lemah, read more .....