Oleh Sayidiman Suryohadiprojo Jakarta, 28 Mei 2007 1. Perjanjian Pertahanan dikaitkan dengan Perjanjian Ekstradisi Meskipun kalangan Pemerintah RI menyangkal bahwa pembuatan Perjanjian Pertahanan dengan Singapura dikaitkan dengan Perjanjian Ekstradisi yang juga dilakukan dengan negara itu, namun karena dilakukan sangat berdekatan waktunya sukar dielakkan adanya kesan bahwa terjadi kait mengait antara dua perjanjian itu. Padahal masalah pertahanan sangat berbeda dengan masalah ekstradisi. Karena dilakukan dalam waktu yang berdekatan mau tidak mau timbul kesan bahwa ada semacam “trade off’ dalam pencapaian dua persetujuan itu. Indonesia yang sangat berkepentingan dengan adanya perjanjian ekstradisi berhubung dengan kerugian yang yang telah dialami karena perbuatan kriminal dari orang-orang yang bersembunyi di Singapura, nampak memberikan konsesi penting dalam perjanjian pertahanan agar Singapura mau membuat perjanjian ekstradisi yang sudah lama diinginkan Indonesia. Seharusnya pembuatan dua macam perjanjian itu read more .....
Oleh Sayidiman Suryohadiprojo Jakarta, 21 Mei 2007 Mengapa Prestasi Penting Pencapaian prestasi tinggi makin penting dalam kehidupan bangsa masa kini dan masa datang. Umat manusia makin berkembang maju dan bangsa yang tidak mampu mengikuti irama kemajuan itu sukar menjamin kelangsungan hidupnya; kalau tidak sirna paling tidak akan berada dalam kondisi setengah mati setengah hidup. Sekarang bangsa Indonesia diajak untuk mewujudkan Visi Indonesia 2030 yang menggambarkan bangsa Indonesia sebagai bangsa nomer lima di dunia dalam tingkat ekonomi dan kesejahteraan. Dilihat dari sudut potensi yang ada pada Indonesia Visi itu bukan fantasi, karena Indonesia dikaruniai potensi Alam yang kaya dan besar variasinya, potensi Manusia yang cerdas dan fleksibel serta besar jumlahnya, dan kondisi geografis yang amat menguntungkan. Masalahnya adalah bahwa Manusia Indonesia kurang sekali terdorong untuk mengeluarkan energi yang memadai guna memroses potensi itu menjadi kekuatan nyata. Akibatnya adalah bahwa sepanjang sejarah Indonesia sejak sirnanya read more .....
Koran Tempo, 16 Mai 2007 JAKARTA — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertemu dengan 14 jenderal purnawirawan dalam acara makan pagi di Istana Negara kemarin. Acara yang berlangsung sekitar empat jam itu dihadiri juga oleh Panglima TNI, kepala staf dari tiga angkatan, dan Kepala Kepolisian RI. Jenderal purnawirawan yang hadir itu antara lain Wismoyo Arismunandar, Bambang Triantoro, Sayidiman Suryohadiprodjo, Ari Soedewo, Soekarno, dan Saiful Sulun. Mantan wakil presiden Try Soetrisno dan mantan panglima TNI Wiranto tidak terlihat meski keduanya diundang, "Mereka ada acara lain, jadi tidak datang," kata Saiful Sulun, mewakili 14 rekannya yang lain. Menurut Panglima TNI Marsekal TNI Djoko Suyanto, dalam pertemuan itu Presiden dan para jenderal saling bertukar pikiran mengenai banyak hal, termasuk isu-isu kebangsaan, ketahanan, kebudayaan, dan pendidikan. Begitu juga dengan isu amendemen Undang-Undang Dasar 1945 yang tengah menghangat saat ini. "Tapi tidak ada yang spesifik. Lebih banyak nostalgianya. Sudah lama read more .....
Jakarta (ANTARA News) – Sejumlah purnawirawan TNI dan Polri, Selasa, bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta. Dalam pertemuan itu berbagai masalah dibicarakan, seperti soal penderitaan rakyat dan masalah kebangsaan, kata Ketua Forum Komunikasi Persatuan Purnawirawan TNI, Letjen Purn Syaiful Sulun. Ia mengatakan dalam pertemuan sekitar empat jam sejak pukul 8.00 WIB itu dibahas antara lain masalah penderitaan rakyat. "Penderitaan rakyat, yang dimaksud itu rakyat itu masih miskin, dan rakyat yang menganggur semakin banyak. Tadi kami sampaikan dan presiden menyadari, dan menyambut positif," katanya. Menurut Sulun, Presiden dalam pertemuan itu menggambarkan programnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, seperti untuk mengurangi angka pengangguran dari 10 juta sudah menjadi 9,7 juta orang. Selain itu, dibicarakan juga soal kebangsaan yang menurut Sulun sudah mulai menurun. "Rasa kebangsaan, perlu ditingkatkan, bukan berarti sekarang tidak ada, tapi perlu ditingkatkan agar read more .....
Jakarta (ANTARA News) – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Selasa pagi, mengundang sejumlah purnawirawan TNI/Polri untuk melakukan pertemuan sambil sarapan pagi bersama. Dalam acara yang digelar di Istana Negara dan dimulai pada pukul 08.00 WIB, Presiden didampingi Panglima TNI, Marsekal TNI Djoko Suyanto, Kapolri Jenderal Polisi Sutanto, dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Syamsir Siregar, dan Menko Polhukam Widodo AS. Turut hadir dalam pertemuan itu Kasad Jenderal TNI Djoko Santoso, Kasal Laksamana TNI Slamet Subijanto, dan Kasau Marsekal TNI Herman Prayitno. Sejumlah purnawirawan yang hadir antara lain mantan Kasad Wismoyo Arismunandar, mantan Kasospol TNI Bambang Triantoro, mantan Gubernur Lemhanas Sayidiman Suryohadiprojo, Ari Sadewo (Sekjen KONI), Soekarno, Syaiful Sulun, Kahfi Suriadiredja, Mahmud Subar, Soegiatno, Saleh Basrah, Ashadi Cahyadi dan FX Soejitno, serta mantan Kapolri Mochamad Sanusi. Belum diketahui materi pembicaraan Presiden dengan para Jenderal tersebut dalam sarapan yang menyediakan menu pecel read more .....