Jun 29

Sayidiman Suryohadiprojo Presiden SBY beberapa hari lalu mengajak untuk melaksanakan Indonesia Incorporated. Ini bukan gagasan baru. Pada akhir tahun 1970-an ketika penulis menjadi duta besar di Jepang hal ini telah diusulkan kepada almarhum Radius Prawiro yang waktu itu menjabat menteri perdagangan. Sumber gagasan itu adalah istilah Japan Incorporated yang waktu itu dilontarkan beberapa orang AS, antara lain E. Vogel dalam bukunya Japan As Number One. Orang-orang AS melihat Jepang waktu itu berperilaku layak satu perusahaan besar dan amat sukar bagi AS untuk menghadapi persaingan Jepang dalam berbagai bisnis, termasuk bisnis otomotif yang tadinya didominasi produsen AS. Orang AS anggap Jepang kuat daya saingnya karena berperilaku seperti perusahaan besar sedangkan di AS pemerintah dan dunia bisnis dua hal terpisah. Orang-orang AS itu menganjurkan pemerintahnya untuk mengambil perilaku sama. Di Jepang sendiri tidak ada pengertian Japan Inc, tetapi memang ada hubungan erat antara pemerintah dan dunia bisnis. Namun berlaku apa yang read more .....

Jun 18

Sayidiman Suryohadiprojo   Nasionalisme Indonesia harus tumbuh dan kuat Yang dimaksudkan dengan Nasionalisme adalah sikap, pikiran dan perasaan anggota satu bangsa yang menyatakan keterikatan, hubungan emosional dengan bangsa dan negaranya, disertai harapan serta usaha agar bangsa dan negaranya mempunyai tempat terhormat dan menonjol di antara negara dan bangsa lainnya. Harga diri orang-orang itu sangat dipengaruhi oleh keadaan negara dan bangsanya yang menimbulkan kebanggaan. Merupakan satu kenyataan bahwa nasionalisme masih tetap kuat di seluruh umat manusia. Dengan terjadinya globalisasi banyak orang berpikir bahwa nasionalisme akan lenyap dari kehidupan manusia. Bahkan ada yang menyerukan bahwa pada akhir abad ke 20 dan sesudahnya negara tidak lagi ada batasnya dan tidak memerlukannya ( nations without frontiers). Menurut mereka pengertian Negara-Bangsa (Nation States) akan hilang dari kehidupan umat manusia. Akan tetapi pandangan itu dalam perkembangan umat manusia tidak terbukti. Memang makin banyak terbentuk asosiasi read more .....

Jun 14

Sayidiman Suryohadiprojo Sekarang ramai dibicarakan tentang Calon Presiden tahun 2014. Banyak yang menganggap bahwa calon-calon yang dimunculkan parpol terlalu tua, mereka menginginkan calon-calon muda berumur maksimal 50 tahun. Sebenarnya yang menjadi persoalan adalah Kepemimpinan, yaitu kemampuan orang menimbulkan kepercayaan bahwa ia dapat membawa organisasinya maju dan mencapai tujuannya dengan mengajak dan memotivasi anggota organisasi itu bergerak bersama-sama. Seorang Presiden untuk bangsa Indonesia yang begitu besar jumlahnya dan aneka ragam sifatnya, hidup di Negara Republik Indonesia yang begitu luas wilayahnya, jelas sekali harus mempunyai kemampuan Kepemimpinan yang mumpuni. Kepemimpinan menimbulkan kepercayaan karena ada bukti nyata, bukan hanya karena orang menyampaikan hal-hal yang bagus dan menarik. Berarti bahwa orang harus berprestasi nyata yang dapat dilihat serta dirasakan orang banyak. Prestasi itu hasil niat dan tekad orang untuk menghasilkan sesuatu yang lebih dari biasa. Bukan karena orang itu dibimbing read more .....

Jun 8

Sayidiman Suryohadiprojo Pancasila sebagai Realitas di Indonesia Ketika Ir. Soekarno (Bung Karno) pada 1 Juni 1945 mengusulkan kepada Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) untuk mengadakan satu Pandangan Hidup (Weltanschauung) bagi Negara Indonesia Merdeka dan kemudian mengusulkan apa yang beliau namakan Pancasila sebagai Pandangan Hidup itu, bangsa Indonesia telah menerima usul itu. Kemudian Panitya Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dengan beberapa perubahan redaksional menetapkan Pancasila juga sebagai Dasar Negara dengan mencantumkannya dalam UUD 1945 sebagai konstitusi Negara Republik Indonesia yang pada 17 Agustus 1945 diproklamasikan kemerdekaannya oleh Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia. Kecuali segolongan kecil orang, tidak ada orang Indonesia yang menyanggah ketepatan Pancasila sebagai Dasar Negara, sebagai Pandangan Hidup Bangsa dan sebagai Jati Diri Diri Bangsa yang oleh Bung Karno digali dari akar-akar kehidupan bangsa Indonesia. Bahkan orang-orang yang menganut ideologi berbeda mengakui read more .....

Jun 1

Sayidiman Suryohadiprojo Hubungan saya dengan Jenderal Anumerta Achmad Yani bermula dengan perkenalan saya dengan beliau pada tahun 1956. Waktu itu Pak Yani yang baru selesai mengikuti pendidikan di Command & General Staff College di Fort Leavonworth (AS) ditetapkan sebagai Assisten 2 Operasi di Staf Umum AD (SUAD) di Jakarta. Jenderal A.H. Nasution yang waktu itu menjadi Kepapa Staf AD (KASAD) telah menarik Pak Yani dari komando Tentara & Territorium III (TT 3) Jawa Tengah untuk dikirimkan ke pendidikan di AS itu. Pak Nas melihat kwalitas Pak Yani yang tinggi sebagai Perwira yang ketika itu dibuktikan oleh Pak Yani sebagai Komandan Resimen. Sebagai Dan Men Pak Yani telah berhasil mengatasi masalah Darul Islam (DI/TII) yang terjadi di Jawa Tengah bagian barat. Pak Yani membentuk pasukan yang diberi nama Banteng Raiders, satu pasukan yang diberi latihan khusus seperti yang kemudian ada pada Pasukan Komando. Dengan pasukan itu diselesaikan masalah DI/TII tersebut dengan sukses. Maka setelah Pak Yani kembali dari pendidikan read more .....