Saya perlu menyampaikan kepada para pembaca blog saya bahwa telah terbit buku saya SI VIS PACEM PARA BELLUM, MEMBANGUN PERTAHANAN NEGARA YANG MODERN DAN EFEKTIF EDISI REVISI. Pada bulan Januari 2005 buku tulisan saya berjudul Si Vis Pacem Para Bellum, Membangun Pertahanan Negara yang Modern dan Efektif, telah terbit untuk pertama kali. Buku itu diterbitkan oleh Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Sebagaimana telah kita ketahui, Si Vis Pacem Para Bellum adalah semboyan dalam bahasa Latin dari para penguasa kerajaan Romawi masa lampau. Artinya adalah : Siapa menghendaki Damai harus siap untuk Perang. Saya gunakan semboyan Romawi ini untuk mengingatkan bahwa bangsa Indonesia yang cinta Damai harus mempunyai kemampuan tangguh untuk Perang agar terus hidup damai. Dan untuk itu harus membangun Pertahanan Negara yang modern dan efektif untuk NKRI. Pada tahun 2008 ada indikasi bahwa buku itu amat berkurang untuk diperoleh. Ketika saya ajukan kepada pimpinan PT Gramedia Pustaka Utama untuk melakukan penerbitan kedua, ternyata penerbit itu read more .....
Sayidiman Suryohadiprojo Tanggapan terhadap tulisan Sdr Gita Wiryawan Dalam Kompas tanggal 7 Oktober 2010 ada tulisan sdr Gita Wiryawan (GW), Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, dengan judul Nasionalisme Ekonomi (NE). Patut dihargai bahwa di masa kini ketika ekonomi nasional diarahkan kepada sistem pasar bebas, ada pejabat Pemerintah yang menulis secara terbuka tentang NE. Namun dalam uraian GW itu ada hal-hal yang perlu ditanggapi agar maksud baik untuk menyelenggarakan NE tidak justru membawa masalah bagi bangsa Indonesia.. Sebaiknya dalam menerapkan NE kita mencari bahan perbandingan pada praktek Jepang dan China, dua negara yang dulu dan sekarang bergelora ekonominya, Jepang di tahun 1960-an hingga 1980-an sedangkan China sekarang. Dan bukan semata-mata berorientasi pada hal-hal yang dilakukan AS dan negara Barat lainnya yang berat sekali menghadapi usaha dua bangsa Asia itu. GW menganggap kurang tepat besarnya fokus pada struktur kepemilikan ketika melakukan investasi asing, dengan alasan bahwa banyak sektor penting read more .....
Sayidiman Suryohadiprojo Pengaruh China terhadap dinamika Asia Timur Dinamika Asia Timur meningkat dalam tahun 2010 dan itu disebabkan terutama oleh pengaruh China. Perkembangan ekonomi China yang amat kuat merupakan sumber dari peningkatan peran negara itu. Pertumbuhan ekonomi yang setiap tahun lebih dari 6 % membuat China kekuatan ekonomi yang makin andal dan telah menjadi yang kedua terbesar di dunia di belakang AS serta telah melampaui Jepang. Pada tahun 2010 GDP AS sebesar USD 14.799 milyard, diikuti China dengan USD 5.364 milyard dan Jepang USD 5.272 milyard [1]. Di lingkungan pemimpin China diperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi sampai tahun 2020 akan sebesar 6% setahun, setelah itu hingga tahun 2030 sekitar 5% dan kemudian sampai tahun 2050 4% setahun. Perkembangan ekonomi China itu telah menjadikannya negara dengan cadangan valuta asing terbesar dengan USD 2.454 milyard, melampaui Jepang dengan USD 1.019 milyard. Perkembangan ekonomi itu memungkinkan China memperkuat kemampuan militernya secara besar-besaran. Pada read more .....
Sayidiman Suryohadiprojo, Letjen TNI (Purn) Pendahuluan. Bangsa Indonesia pada hari ini memperingati ulang tahun Proklamasi Keerdekaannya ke 65. Pada hari bahagia ini penulis terlebih dahulu menyampaikan Selamat Ulang Tahun kepada seluruh bangsa Indonesia dengan rasa keharuan mengingat perjuangan kita untuk mencapai dan membela kemerdekaan bangsa yang tidak ringan dan banyak pengorbanan. Dalam perjuangan kita itu telah tercapai banyak keberhasilan, khususnya kemampuan kita menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan Negara Republik Indonesia terhadap segala usaha dari luar dan dalam negeri untuk meniadakan kemerdekaan kita. Akan tetapi dengan rasa prihatin harus kita akui bahwa masih banyak yang belum berhasil kita lakukan, khususnya belum terwujudnya Pancasila Dasar Negara RI sebagai kenyataan dalam kehidupan bangsa. Demikian pula masih luasnya kemiskinan meliputi kehidupan rakyat Indonesia. Juga belum terwujud kehidupan demokrasi yang cocok sehingga turut menjadi sebab penting rendahnya kesejahteraan bagi rakyat unumnya. Tulisan read more .....
Pandangan seorang Pejuang Kemerdekaan Indonesia Sayidiman Suryohadiprojo[1] Letjen TNI (Purn) Berdirinya Republik Indonesia Serikat (RIS) Serangan militer Belanda terhadap RI pada tanggal 19 Desember 1948 ternyata tidak memberikan hasil sebagaimana diharapkan para pemimpin Belanda. Sekalipun serangan mendadak itu secara militer berhasil merebut Yogyakarta, ibukota Revolusi RI secara cepat, namun kemudian Belanda tidak dapat memperoleh hasil politik yang diinginkan. Tujuan politik Belanda adalah menaklukkan Republik Indonesia dan meniadakannya sebagai kenyataan politik. Sebab selama RI itu ada, Belanda tak dapat menegakkan kembali kekuasaan penjajahannya atas bumi Indonesia. Padahal Belanda sangat terdesak dalam segi keuangannya, karena AS sebagai sumber bantuan utama tidak memberikan bantuan keuangan yang cukup bagi Belanda untuk mengembangkan negaranya dan menguasai kembali Indonesia. Sebab itu di samping Tujuan Politik Belanda mempunyai Tujuan Ekonomi, yaitu secepat mungkin menguasai Indonesia untuk menghidupkan read more .....
Sayidiman Suryohadiprojo Jakarta, 25 Juni 2010 Tidak hanya satu orang Barat menamakan Afghanistan as the graveyard of Empires. Sejak Iskandar Zulkarnaen di abad ke 4 SM hingga sekarang AS, semuanya yang mempunyai kehendak keras menguasai Afganistan, telah mendapat pukulan dan pelajaran jangan coba-coba menjajah negara dan bangsa itu. Inggeris pada akhir abad ke 19 berusaha meluaskan daerah jajahannya di India dengan menginvasi Afganistan. Tapi ia gagal dan akhirnya dengan babak belur mengakhiri niatnya. Padahal waktu itu Imperium Inggeris menguasai banyak wilayah dunia sehingga di kekuasaan Inggeris matahari tak pernah terpendam. Kemudian Uni Soviet ketika masih negara adikuasa atau superpower pada tahun 1979 menginvasi Afganistan, tetapi juga adikuasa itu mendapat pelajaran yang amat menyakitkan sehingga harus mundur tanpa berhasil mencapai tujuannya. Bahkan kegagalan Uni Soviet itu turut menyebabkan kekalahannya dalam Perang Dingin terhadap AS dan blok Barat. Yang terakhir adalah AS yang menginvasi Afganistan pada tahun 2001 read more .....
(Edisi Kedua)[1] Sayidiman Suryohadiprojo Jakarta, 15 Mei 2010 PENDAHULUAN Adalah penting sekali bahwa Pancasila menjadi kenyataan di Bumi Indonesia, bukan terus saja hanya menjadi semboyan atau slogan belaka. Untuk mencapai itu di masa sekarang bukan hal yang mudah karena besarnya perbedaan antara kondisi Negara sekarang dengan yang dikehendaki Pancasila. Ada golongan-golongan yang amat berkepentingan kondisi Negara sekarang tidak berubah. Mereka telah menikmati banyak keuntungan dalam kondisi sekarang dan pasti akan mempertahankannya. Mereka tidak banyak peduli bahwa Rakyat tidak kunjung membaik kesejahteraannya, asalkan mereka sendiri memperoleh banyak manfaat. Adalah mereka pula yang telah mengadakan amandemen terhadap UUD 1945 sehingga sekarang tidak lagi menjadi ketentuan hukum yang hendak menjadikan Pancasila kenyataan. Sebaliknya, UUD 1945 setelah dirobah melalui amandemen itu telah menjadi konstitusi yang menegakkan masyarakat berdasarkan individualisme-liberalisme. Sebab itu, untuk menegakkan Pancasila di Indonesia harus read more .....
Sayidiman Suryohadiprojo Jakarta, 10 Mei 2010 China Sumber Perkembangan Dinamis Asia Timur Selama satu minggu saya sempat berada di China bagian Selatan, khuusnya di kota-kota Macau, Shenzhen dan Hongkong. Ini bagi saya bukan kunjungan pertama ke kota-kota itu. Yang bagi saya amat menimbulkan kesan yang kuat adalah apa yang saya lihat di Shenzhen. Macau dari dulu adalah kota judi yang dikuasai Portugal, sedangkan Hongkong kota dagang yang dikuasai Inggeris, sebelum kembali bergabung dengan China. Dua kota itu tetap menunjukkan kegiatan yang dikenal sebelumnya, hanya sekarang sudah kembali dalam kekuasaan China. Sekalipun masih dalam status one nation two systems, yaitu secara kedaulatan masuk negara Republik Rakyat China, tetapi masih melanjutkan system pemerintahan yang mereka alami dalam kekuasaan penjajah Inggeris dan Portugal. Satu saat tentu juga ini berakhir dan Hongkong serta Macau sepenuhnya mengikuti system yang sama dengan bagian lain China. Bagi saya kesan yang kuat adalah apa yang saya lihat di Shenzhen yang saya read more .....
Sayidiman Suryohadiprojo Jakarta, 17 Maret 2010 Pemimpin Indonesia dalam bicaranya, teorinya dan bahkan janjinya memang sangat suka berpihak kepada Rakyat. Akan tetapi begitu ia berkuasa, baik menjadi Presiden, Menteri, Gubernur, Bupati atau Wali Kota, berbeda prakteknya. Malahan tidak jarang malahan berbagai keputusannya menimbulkan penderitaan Rakyat. Tentu kalau ditanya tentang perbedaan antara yang dilakukan dengan yang dibicarakan sebelum berkuasa, mereka menolak dengan berbagai alasan, karena memang umumnya orang Indonesia cerdas dalam mencari alasan. Segala retorika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika menjalankan kampanye pada tahun 2004, tidak terbukti ketika menjalankan kekuasaan selama 5 tahun dari tahun 2004-2009. Buktinya, jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan tetap sekitar 35 juta orang atau lebih dari 15% penduduk. Juga tidak terdapat peningkatan menonjol dari perkembangan kesejahteraan rakyat karena tidak ada secara nyata sikap berpihak kepada kesejahteraan Rakyat . Hal itu sebetulnya dapat dilakukan dengan read more .....
Sayidiman Suryohadiprojo Jakarta, 2 March 2010 If we look at the situation of Indonesia today, we must admit that it is far from what we wanted to achieve as an independent nation. Sukarno and Hatta declared the Independence of Indonesia in 1945 on behalf of all the people, to become free from the colonial yoke and to have a much better life. It was our strong intention to build a prosperous and just society for all the people of Indonesia. Bung Karno proposed that we should build a nation with a Weltanschauung or a Vision of Life, and that Pancasila should be that vision. The Founding Fathers of the Republic of Indonesia agreed with Bung Karno. They not only decided to make Pancasila Indonesia’s Weltanschauung, they also established Pancasila as the Basic Principles of the Republic of Indonesia. Pancasila must become the guiding principle for building a prosperous and just society. Bung Karno explained what values were integrated in Pancasila. He stated that he was not the creator of Pancasila. He was only the one who read more .....