Oleh Sayidiman Suryohadiprojo Sudah lazim orang menganggap Amerika satu superpower, sekurang-kurangnya superpower militer. Akan tetapi Emmanuel Todd, seorang pakar ilmu pengetahuan Perancis berpendapat lain. Bukunya. yang berjudul Apres l’empire. Essai sur la decomposition du systeme Americain (Editions Gallimard, Paris 2002) telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Dalam versinya yang bahasa Jerman, yaitu Weltmacht USA, ein Nachruf yang telah diterbitkan Piper Verlag GmbH, Munchen pada tahun 2003, Emmanuel Todd menulis bahwa Amerika bukan superpower , baik dalam ekonomi maupun militer.. Tentang ekonomi cukup disampaikan di sini bahwa Todd menilai besarnya ketergantungan Amerika kepada bangsa-bangsa lain dalam berbagai aspek ekonomi sebagai indikasi bahwa Amerika bukan satu superpower ekonomi yang mengungguli ekonomi dunia. Untuk membahas pandangan Todd bahwa Amerika bukan superpower militer perlu kita telaah pokok-pokok argumentasi Todd. Ia mengatakan bahwa bangsa Amerika mempunyai kelemahan struktural dalam bidang militer. read more .....
The Jakarta Post.com September 10, 2003 Sayidiman Suryohadiprojo, Former Governor, National Resilience Institute (Lemhanas), Jakarta It seems that Americans are wondering why more and more Muslims in Indonesia are getting annoyed with America, including the "moderate" Muslims. In The New York Times of Sept. 3, Jane Perlez wrote an article titled Once mild, Islam looks harsher in Indonesia. She said that the moderate strand of Islam in Indonesia is being eroded at a rapid pace and wonders whether the country is becoming the "caliphate" of the 21st century. The U.S. government is sending experts, led by its former ambassador to Syria, Edward P. Djerejian, to Indonesia to find out what is wrong and how the U.S. could come up with a program that would conquer the hearts and minds of Muslims in Indonesia. Perlez also pointed out, however, that given the U.S. is facing so much trouble in winning the hearts and minds of the people in the Middle East, it may well prove to be no easier in Indonesia. It is highly read more .....
Oleh Sayidiman Suryohadiprojo DALAM rangka peringatan Hari Ulang Tahun Ke-58 RI, pengurus pusat Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama) mengadakan sarasehan, 14 Agustus 2003. Hal itu tidak mengherankan karena Kagama adalah satu organisasi yang berwibawa dalam masyarakat Indonesia. Bukankah anggota Kagama alumni universitas bangsa Indonesia yang tertua dan banyak lulusannya menjadi pemimpin bangsa dan masyarakat, termasuk menjadi menteri dalam berbagai pemerintahan yang telah berdiri selama sejarah Republik Indonesia? UNIVERSITAS Indonesia (UI) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) juga perguruan tinggi yang tua, tetapi mereka merupakan kelanjutan dari perguruan tinggi yang didirikan penjajah Belanda, yaitu Universiteit van Indonesie, sedangkan Universitas Gadjah Mada (UGM) sepenuhnya bentukan bangsa Indonesia tahun 1948. Tidak mengherankan, banyak pemuda dari seluruh Indonesia, termasuk dari luar Jawa, belajar di UGM. Anggota Kagama tidak hanya ada di Jakarta atau Yogyakarta, tetapi di seluruh Tanah Air. Tidak mustahil berita tentang read more .....