Selasa, 25 Februari 2003 | 10:05 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta:Seorang Panglima Kodam tidak bisa diminta pertanggungjawaban atas kejahatan anggota Kodim yang bukan bawahan langsungnya, kecuali jika ada keterlibatan langsung. Penegasan itu disampaikan pengamat militer, Sayidiman Suryohadiprojo, saat menjadi saksi ahli dalam sidang lanjutan perkara pelanggaran hak azasi manusia (HAM) berat Timor Timur dengan terdakwa mantan Pangdam Udayana, Mayjend (TNI) Adam Damiri, di Pengadilan ad hock HAM, Jakarta Pusat, selasa (25/2) siang. “Jangankan Pangdam. Atasan langsungnya, Dandim, belum tentu harus bertanggung jawab. Kecuali, kejahatan anak buahnya diketahui komandan langsungnya itu,” kata Sayidiman. Begitu juga dengan pemberian perintah. Seorang Panglima Kodam, kata Sayidiman, tidak bisa langsung memberikan perintah kepada anggota militer yang bukan bawahan langsungnya. “Kalau dia sudah begitu, ya seharusnya diganti,” katanya. Dia menambahkan, senioritas dalam militer tidak dapat menghilangkan perintah resmi yang read more .....
Oleh Sayidiman Suryohadiprojo Meskipun opini publik dunia yang menentang perang terhadap Irak makin kuat, namun kehendak Presiden Bush masih tetap kukuh menyerang Irak. Maka sekarang dunia menunggu mana yang lebih kuat pengaruhnya kepada Bush, opini publik dunia yang begitu keras menentang perang atau pendukungnya untuk terus maju perang, bahkan bergerak sendiri kalau PBB dan negara lain tidak mendukung. Masalah yang dihadapi sekarang, apa akibatnya kalau perang dilaksanakan? Dengan supremasi kekuatan militernya, AS dapat memaksakan satu perang cepat. Namun serangan yang cepat mengalahkan kekuatan militer Irak tidak dengan sendirinya disertai penangkapan atau likuidasi Saddam Hussein. Hal itu sudah terbukti jelas di Afghanistan, AS hingga kini belum dapat menangkap Osama bin Laden dan menghancurkan Al-Qaeda. Padahal itu tujuan perang Afghanistan. Selain itu, kemenangan perang di Irak yang cepat belum tentu juga memenangkan damai, yaitu menjadikan Irak kekuatan baru yang memperkuat kepentingan AS dalam segala bidang. Sekarang AS read more .....
The Jakarta Post , Jakarta | Wed, 02/05/2003 7:18 AM Sayidiman Suryohadiprojo, Former Governor, National Resilience Institute (Lemhanas), Jakarta After listening to President George W. Bush’s State of the Union address a U.S. invasion of Iraq seems to be almost inevitable. It is now only a matter of when the attack will start. Only if Saddam Hussein is willing to go into exile can the war be avoided. A very slim possibility, looking at Saddam Hussein’s state of mind. The U.S. President and his hawkish assistants are sure that a war in Iraq will be short. It will be followed by the establishment of a democratic regime that will change not only Iraq but also the Middle East. A very bright and hopeful proposition indeed. Considering the overwhelming power of the U.S. military forces it is highly probable that the U.S. will win the war very quickly, perhaps within only a matter of weeks or even days. However to win a war does not automatically mean to win the peace, and that is ultimately what needs to be achieved if the read more .....