Kamis, 01 November 2007
Jakarta, Kompas – Sosok Vladimir Putin yang dikenal bisa mengambil sikap tegas untuk menegakkan wibawa nasional Rusia rupanya juga dirindukan untuk Indonesia. Namun, ketika diwacanakan siapa di sini yang kiranya bisa membawakan kepemimpinan gaya Putin, sulit mencapai satu kesamaan.
Diskusi ini mengemuka dalam peluncuran buku Rakyat Sejahtera Negara Kuat karya Letnan Jenderal (Purn) Sayidiman Suryohadiprojo di Klub Bimasena Jakarta, Senin (29/10). Dalam acara yang dipandu oleh Soegeng Sarjadi ini, ekonom Umar Juoro menjadi pembahas bersama wartawati senior Toeti Adhitama.
Menurut Umar, sebenarnya yang diharapkan dan semestinya tampil sebagai Vladimir Putin Indonesia saat ini adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Kerinduan akan pemimpin berkarakter tegas muncul dengan latar belakang kondisi negara dan bangsa yang terpuruk setelah lebih dari setengah abad merdeka.
Menurut Sayidiman dalam bukunya, "mimpi besar mewujudkan masyarakat Indonesia yang bersatu, berdaulat, demokratis, adil, dan sejahtera lahir batin berdasarkan Pancasila bukan saja belum berhasil diwujudkan, tetapi Indonesia kini justru terpuruk di hampir segala sektor kehidupan". Padahal, tambahnya, negeri ini memiliki kekayaan alam dan budaya, letak geografis yang strategis, serta jumlah penduduk yang besar.
Sayidiman yang pernah menjadi Wakil KSAD menyatakan, "belum pernah ada keadaan yang menimbulkan rasa terpuruk seperti yang sekarang dinyatakan banyak orang."
Perasaan serupa juga sempat muncul di Rusia seusai Perang Dingin, namun munculnya Vladimir Putin yang berani tampil melawan hegemoni adidaya mampu mengangkat kepercayaan diri, dan juga harga diri, bangsa Rusia.
Kepemimpinan kuat
Pada masa sulit saat ini, seperti diperlihatkan oleh masa lampau, Sayidiman melihat perlunya kepemimpinan yang kuat, tidak saja untuk mengatasi keterpurukan, tetapi juga untuk mengembangkan masyarakat yang masih lemah mentalnya agar dapat mencapai keberhasilan.
"Masyarakat yang tidak beruntung karena di dalamnya tidak ada orang-orang yang kuat mentalnya akan terus berada dalam kondisi kurang maju. Karena itu, para pemimpin nasional yang ingin membawa Indonesia maju harus memberikan perhatian besar kepada pembentukan kepemimpinan di semua tingkat dan semua aspek kehidupan bangsa," tulis Sayidiman.
Ikut memberikan pandangan dalam peluncuran buku ini, antara lain, mantan Wapres Try Sutrisno, mantan Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tandjung, dan ekonom Sri Edhi Swasono.
Sayidiman yang juga pernah menjadi Dubes RI untuk Jepang dan Gubernur Lemhannas juga telah menulis sejumlah buku, seperti Si Vis Pacem Para Bellum, Membangun Negara yang Modern dan Efektif. (nin)
No comments yet.